topmetro.news, Medan – bergemuruh! Ratusan pengemudi ojek online (ojol) Sumatera Utara menyerbu Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Diponegoro, Selasa (20/5/2025). Bukan demonstrasi biasa, ini adalah letusan amarah yang membuncah! Mereka tak lagi mampu menahan beban ekonomi yang kian mencekik leher akibat kebijakan-kebijakan aplikator yang dinilai menindas.
Para pengemudi ojol, dengan wajah-wajah yang dipenuhi keputusasaan dan amarah, menuntut penghapusan program-program aplikator seperti Hemat, Slot, Aceng, Hub, GBH, dan Sameday. Program-program yang mereka sebut sebagai “penjara ekonomi” ini telah merampas penghasilan dan menghancurkan kehidupan mereka.
“Ini bukan sekadar tuntutan, ini adalah jeritan hati kami yang terluka!” teriak Agam Zubir, koordinator aksi, suaranya bergetar menahan emosi. “Kami bekerja keras setiap hari, berpanas-panasan, berhujan-hujanan, hanya untuk sesuap nasi, tapi aplikator tega menghancurkan keringat dan perjuangan kami!”
Para pengemudi ojol tak hanya menyampaikan tuntutan, tetapi juga mencurahkan kepedihan mereka. Mereka menceritakan kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga, anak-anak yang kelaparan, dan masa depan yang tak menentu. Mereka merasa diabaikan, diperlakukan tidak adil, dan terhempas ke jurang kemiskinan oleh kebijakan-kebijakan yang dianggap semena-mena.
Mereka menuntut Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, untuk segera turun tangan dan menjadi jembatan antara mereka dan pihak aplikator. Mereka ingin keadilan, mereka ingin solusi, mereka ingin hidup layak!
Aksi ini membuat Jalan Diponegoro lumpuh total. Arus lalu lintas dialihkan, tetapi api kemarahan para pengemudi ojol tetap menyala-nyala. Hingga saat ini, perwakilan demonstran masih berupaya menemui perwakilan Pemprov Sumut. Ini bukan sekadar demo, ini adalah perjuangan hidup mati! Ini adalah teriakan para pahlawan jalanan yang terlupakan! Apakah pemerintah akan tetap menutup mata?
Reporter | Abdul Milala