topmetro.news, Medan – Aktivitas penggeledahan di Kantor PUPR Sumut Jalan Sakti Lubis, Medan oleh KPK, berlangsung sangat tertutup. Awak media begitu kesulitan mengakses aktivitas tim penyidik selama kurang lebih enam jam berada di sana.
Bahkan saat ingin mengabadikan momen Tim Penyidik KPK keluar saja pun, harus dialihkan pihak aparat kepolisian dari pintu depan ke sisi belakang kantor. Ketiga mobil Innova Reborn yang dipakai penyidik KPK, di mana tadinya terparkir di halaman depan seketika bergeser ke bagian tengah kantor.
Pelarangan mengabadikan momen ke sisi dalam kantor untuk melihat lebih dekat apa saja barang bukti yang diamankan penyidik oleh aparat kepolisian dan petugas keamanan Dinas PUPR, menambah kekecewaan awak media yang meliput.
“Batasnya di sini saja ya, Bang. Gak boleh masuk ke dalam,” ungkap salah seorang aparat kepolisian sembari memerintahkan agar pagar tengah kantor ditutup rapat.
Tak berselang lama, mobil yang ditumpangi penyidik KPK hendak jalan menuju ke luar kantor, yang turut dikawal aparat kepolisian. Begitu rangkaian jalan, sontak terdengar suara sorakan dari para awak media.
“Huuuuuu… Huuuuu…. KPK mandul, mandul KPK,” sorak awak media mengiringi empat mobil keluar dari area kantor menuju Jalan Busi, rumah dinas mantan Kepala Dinas PUPR Sumut Topan Obaja Putra Ginting. “Kami sudah menunggu lama lho, masa gini kali sekarang KPK,” teriak awak media lainnya.
Pantauan wartawan, lebih dari empat penyidik KPK yang melakukan operasi penggeledahan di Dinas PUPR Sumut. Dalam aktivitasnya, pengamanan mereka dikawal ketat aparat kepolisian dari Polrestabes Medan. Penggeledahan tersebut berlangsung mulai pukul 12.30 WIB hingga sekitar pukul 18.20 WIB.
Aktivitas penggeledahan ini sebagai tindak lanjut operasi tangkap tangan KPK terkait kasus dugaan suap proyek jalan di Provinsi Sumut pada Kamis, pekan lalu. Dalam OTT tersebut, KPK sudah menahan lima orang tersangka yang salah satunya menyeret mantan Kadis PUPR Sumut, Topan Obaja Putra Ginting.
penulis | Erris JN