topmetro.news, Medan – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sumatera Utara mengajak semua lapisan masyarakat untuk memperkuat semangat toleransi dan menjaga kerukunan antarumat beragama. Ajakan ini muncul di tengah meningkatnya kasus intoleransi yang mengganggu ketentraman publik.
Ketua DPD GAMKI Sumut, Swangro Lumbanbatu ST MSi, menyoroti sejumlah peristiwa intoleransi yang belakangan terjadi. Di antaranya pembubaran kegiatan retret remaja Kristen di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, dan perusakan rumah doa jemaat Kristen di Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat. Menurutnya, insiden-insiden ini menunjukkan bahwa tantangan intoleransi masih nyata dan serius bagi kehidupan berbangsa.
“Kasus-kasus ini mengingatkan kita bahwa toleransi tidak boleh berhenti pada kata-kata. Harus ada bukti nyata dalam sikap dan tindakan,” ujar Swangro, Selasa (29/7/2025).
GAMKI Sumut mengacu pada data dari Komnas HAM dan SETARA Institute yang menyebut kebebasan beribadah masih rawan gangguan, walau dilakukan secara damai. Karena itu, GAMKI menegaskan tanggung jawab menjaga kerukunan bukan hanya milik pemerintah atau aparat, tetapi seluruh masyarakat.
Swangro menegaskan pentingnya saling menghargai dalam keberagaman Indonesia. “Kebebasan beragama adalah hak konstitusional warga negara. Tapi lebih dari itu, kita harus menghidupi nilai toleransi setiap hari,” katanya.
Organisasi ini juga mengingatkan bahwa menanamkan toleransi harus dimulai dari keluarga, diperkuat lewat pendidikan, dan diterapkan dalam kehidupan sosial. Pemuda lintas agama dan suku dianggap punya peran strategis sebagai jembatan dialog dan agen perdamaian.
GAMKI Sumut mengeluarkan empat poin sikap:
Mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum menjamin kebebasan beribadah serta menegakkan keadilan secara adil dan bijak.
Mengajak tokoh agama dan komunitas lintas iman memperluas dialog dan komunikasi untuk meredam potensi konflik.
Mengimbau keluarga dan lembaga pendidikan menanamkan nilai toleransi, empati, dan kasih kepada generasi muda.
Mendorong kader GAMKI aktif menjadi bagian solusi lewat doa, karya nyata, kesaksian, dan pelayanan.
“Keberagaman Indonesia akan kuat jika kita bersama menjaga nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk memecah, tapi untuk memperkaya,” tutup Swangro.
GAMKI Sumut mengakhiri pernyataannya dengan seruan untuk merawat perdamaian dan menolak segala provokasi yang bisa memecah bangsa. “Tuhan beserta kita. Hidup persatuan. Tumbuh bersama dalam toleransi,” pungkasnya.
Reporter| Sadam
