topmetro.news – Seorang cendekia perempuan yang memimpin Shalat Jumat di Negara Bagian Kerala, India pekan lalu, dilaporkan telah mendapatkan ancaman pembunuhan. Karena ancaman yang diterimanya, perempuan bernama Jamida itu kini meminta perlindungan dari polisi.
Dikutip dari okezone.com, disebutkan bahwa pekan lalu, Jamida memimpin Shalat Jumat di sebuah kantor masyarakat di Distrik Mallapuram, Kerala. Aksi Jamida menuai kecaman keras dari komite masjid dan warganet yang menganggap tindakan itu bertentangan dengan ajaran Islam.
QURAN TAK DISKRIMINATIF
“Tidak tertulis di mana pun dalam Islam bahwa wanita dilarang memimpin shalat. Kita harus memisahkan agama dari tangan sekelompok imam dan pengkhotbah patriarki,” kata Jamida.
Dia berkeyakinan bahwa dalam kitab suci Agama Islam, Al Quran tidak ada larangan untuk seorang perempuan untuk menjadi imam. “Quran tidak diskriminatif terhadap wanita. Tidak ada ayat dalam Kitab Suci yang mencegah seorang wanita untuk menjadi seorang imam,” tambahnya.
MINTA PERLINDUNGAN
Karena tindakannya itu, Jamida kini menghadapi ancaman pembunuhan dari media sosial dan sumber-sumber lainnya. Perempuan berusia 34 tahun itu dilaporkan telah meminta perlindungan dari polisi.
“Saya telah menerima banyak panggilan yang mengancam. Di media sosial juga, orang secara terbuka menentang keputusan saya,” ujar perempuan berusia 34 tahun itu sebagaimana dilansir AsiaOne, Rabu (31/1/2018).
Jamida adalah anggota dari Perhimpunan Quran Sunnah yang didirikan oleh Chekanur Moulavi sebelum penceramah reformis itu dibunuh pada 1993. Jamida terinspirasi oleh cendekiawan Amerika Serikat (AS), Amina Wadud yang memimpin shalat di New York lebih dari satu dekade lalu.
Menurutnya, kaum pria telah menafsirkan Islam untuk kenyamanan mereka sendiri dan berharap akan ada perubahan. “Perubahan terlihat di masyarakat. Wanita harus maju untuk mengakhiri dominasi ulama yang menafsirkan agama sesuai keinginan mereka sendiri untuk menikmati keuntungan.” (TM-RED)
