Topmetro.news – Rupiah tertekan sentimen eksternal, diperkirakan pada pekan ini bakal sedikit mereda . Pekan depan diprediksi ada potensi penguatan pada Rupiah setelah terpuruk atas penguatan Dolar AS.
“Pekan depan saya cukup optimistis ada ruang penguatan untuk Rupiah, seiring dengan meredanya aksi pembelian dolar setelah semalam presiden Trump menyiratkan potensi trade war dengan menaikan tarif impor,” papar Analis Asia Trade Point Futures, Andri Hardianto, kemarin.
Menurut dia, pekan lalu, Rupiah ditutup melemah tipis 0,07% atau 9 poin di Rp 13.757 per Dolar AS. Padahal, mata uang Garuda sempat melanjutkan penguatannya ke posisi 13.733, setelah membukukan rebound 0,02% atau 3 poin di level 13.748 pada perdagangan Kamis (1/3/2018). Sepanjang perdagangan hari ini, Rupiah bergerak di kisaran Rp 13.733 – Rp 13.777 per Dolar AS.
Jaga Stabilitas
Sementara Branko Windoe, Kepala Bidang Treasury di PT Bank Central Asia menilai meski upaya intervensi BI di pasar valuta asing valas membantu menjaga stabilitas, volatilitas akan muncul kembali sebelum pertemuan The Federal Reserve bulan ini, serta dengan lebih banyak data ekonomi AS yang dirilis.
“Rupiah di posisi 13.700 akan menjadi ekuilibrium baru sampai kita mendapatkan lebih banyak kejelasan dari The Fed,” kata Windoe. Menurut dia, jika ada peningkatan prospek atas penaikan suku bunga oleh The Fed lebih dari tiga kali, maka volatilitas akan bertahan sampai akhir tahun.(tmn)
sumber: bisnis