Jembatan Desa Gurukinayan Terancam Tertimbun Batu dan Lumpur Sinabung

Jembatan Desa Gurukinayan

Topmetro.news – Jembatan Desa Gurukinayan terancam tertimbun batu dan lumpur Sinabung. Jembatan utama menuju Desa Gurukinayan Kecamatan Payung Kabupaten Karo itu diperkirakan dalam waktu dekat akan tertimbun bebatuan, pasir dan lumpur yang dimuntahkan lahar dingin erupsi Gunung Sinabung yang terus-menerus melanda Tanah Karo.

“Jembatan yang dulunya tingginya sekitar 10 meter dari dasar sungai Lou Borus ke permukaan jembatan, dengan panjang berkisar 15 meter, kini hanya 1 meter dari dasar sungai dan hampir rata dengan badan jembatan. Jika tidak segera dilakukan pengerukan, jembatan terancam tertimbun,” ujar Anggota DPRD Sumut Drs Baskami Ginting kepada wartawan, Jumat (9/3) di DPRD Sumut seusai mengunjungi Desa Gurukinayan.

Berkaitan dengan itu, politisi PDI Perjuangan Sumut ini mendesak instansi BWSS (Balai Wilayah Sungai Sumatera) untuk bergerak cepat melakukan pengerukan, agar tidak membahayakan bagi pengguna jalan, jika lahar dingin datang secra tiba-tiba.

Lahar Dingin Meluap

“Menurut pengakuan warga, pernah terjadi hujan lebat bersamaan dengan datangnya lahar dingin, luapan air sungai bercampur material banjir lahar dingin meluap sampai di permukaan jembatan. Diperkirakan, dalam waktu dekat kalau banjir lahar dingin terus terjadi, jembatan utama menuju Desa Gurukinayan yang merupakan salah satu desa yang ditetapkan sebagai zona merah akan tertimbun,” tandas Baskami.

Menurut Camat Payung Jepta Tarigan yang dikonfirmasi wartawan, Jumat (9/3/2018) membenarkan, timbunan material banjir lahar dingin erupsi Gunung Sinabung telah mendekati ketinggian jembatan. Bahkan areal persawahan dan perladangan warga disekitar jembatan juga sudah tertimbun.

“Banjir lahar dingin ini sangat besar terjadi, kalau bersamaan dengan datangnya hujan. Tidak tertutup kemungkinan kalau jembatan ini nantinya bisa tertimbun, jika tidak segera dilakukan pengerukan oleh instansi terkait seperti BWSS,” tegasnya.

Lahan Sawah Sudah Tertimbun

Camat menganalisa, diperkirakan seratusan hektar areal pertanian dan persawahan warga Desa Berastepu dan Desa Payung sekitar Sungai Lau Borus telah tertimbun material, berupa pasir, batu dan lumpur erupsi Gunung Sinabung.

Dari pantauan wartawan, sebagian masyarakat masih tetap melakukan aktivitasnya di kawasan zona merah itu dengan tujuan ke pancuran pemandian dan ke areal perladangan, walaupun memiliki resiko yang sangat berbahaya.

Sementara di lokasi jembatan, masih terlihat sejumlah alat berat melakukan pengerukan endapan lumpur dan pasir di aliran irigasi dan ada juga mengambil material pasir dan batu di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Lau Borus. (Erris)

Related posts

Leave a Comment