Prabowo Deklarasi, Golkar Yakin Jokowi Menang Pilpres 2019

topmetro.news – Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Melchias Marcus Mekeng optimistis Presiden Joko Widodo atau Jokowi menang Pilpres 2019. Atau bisa kembali mengalahkan Prabowo Subianto, jika calonnya hanya dua. Dengan kerja nyata yang dijalankan selama ini, menjadi modal bagi Jokowi untuk terpilih kembali.

“Kami yakin Jokowi bisa dua periode. Rakyat bisa melihat apa yang dikerjakan selama ini,” kata Mekeng di Jakarta, Kamis (12/4/2014).

Ia menjelaskan, kerja Prabowo untuk menang cukup berat. Hal itu karena berbagai survei selama ini menempatkan elektabilitas Jokowi jauh di atas Prabowo.‎ Prabowo harus mendapatkan calon wakil presiden (cawapres) yang bisa mengangkat elektabilitasnya. Sementara untuk Jokowi menang pilpres, faktor cawapres hanya memperkuat elektabilitas yang ada selama ini.

“Memang bisa saja terjadi Jokowi kalah jika salah pilih cawapres dan Prabowo bisa memilih cawapres yang mengangkat elektabilitasnya‎. Supaya itu tidak terjadi, cawapres Jokowi harus dibicarakan di antara semua partai koalisi. Tidak bisa diam-diam saja. Nanti mesin partai tidak berjalan kalau cawapres yang bukan disepakati bersama,” tutur Mekeng yang juga Ketua Komisi XI DPR ini.

Cawapres Melengkapi Jokowi

Dia menyarankan figur cawapres harus bisa melengkapi kekurangan yang ada pada Jokowi. Dengan demikian, kehadirannya bisa mengangkat elektabilitas pasangan sehingga bisa menambah peluang Jokowi menang pilpres.

“Pada pemilu 2014 lalu, kehadiran Pak Jusuf Kalla (JK) sebagai cawapres sangat membantu. Nanti kan Pak JK tidak bisa maju lagi karena terbentur undang-undang. Maka Cawapres Jokowi di 2019 harus seperti Pak JK pada 2014. ‎Bisa menutup kekurangan Jokowi dan bisa menambah suara sehingga bisa menang,” jelas Mekeng.

Jika calon hanya Jokowi dengan Prabowo, Mekeng melihat pilpres akan berjalan aman-aman saja. Situasi tidak terlalu panas, apalagi terjadi konflik. Pasalnya masyarakat Indonesia sudah cerdas. Masyarakat tidak akan terpengaruh dengan provokasi, hiruk-pikuk dan kampanye-kampanye hitam dari para pendukung.

Peluang Menang Besar

Saat ditanya potensi kampanye berbau suku, ras dan agama (SARA) dan muncul kembali isu PKI, Mekeng melihat tidak masalah. Pada Pemilu 2014 lalu, isu seperti itu sudah muncul. Hasilnya Jokowi tetap menang. Jika isu yang sama tetap muncul, masyarakat melihat isu-isu itu dipakai untuk kepentingan pemilu.

Penyataan serupa dengan Mekeng disampaikan Wakil Sekjen M Sarmuji. Dia menjelaskan menghadapi Prabowo dalam kondisi sekarang lebih menguntungkan untuk Jokowi menang pilpres. Pasalnya, dalam kondisi Jokowi bukan petahana saja, Prabowo bisa dikalahkan, apalagi saat ini di mana kekuatan Jokowi sangat besar.

“Untuk urusan cawapres sudah ada simulasi yang dilakukan dengan berbagai opsi. Hasilnya dipasangkan dengan siapa saja, kekuatan Jokowi masih di atas Prabowo. Tanpa bermaksud mendahului kehendak Tuhan, peluang menang Jokowi sangat besar menghadapi Prabowo‎,” kata Sarmuji.

Apresiasi Deklarasi Prabowo

Partai Gerindra sendiri sudah resmi memberikan amanat kepada sang ketum, Prabowo Subianto, sebagai capres. Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) pun menyambut baik karena arah politik makin jelas.

“Dengan adanya deklarasi Prabowo, bagi kita di Senayan, ini memberikan kepastian bahwa sudah ada lawan Pak Jokowi, yaitu Pak Prabowo. Sehingga ada kepastian mengenai peta politik ke depan,” kata Bamsoet di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Menurutnya, deklarasi Prabowo sebagai capres merupakan kabar gembira bagi partai koalisi pendukung pemerintah, sehingga semua pihak bisa memetakan bagaimana arah politik ke depannya.

“Ya daripada kita nggak ada keputusan, nyebut A, nyebut B. Sekarang sudah jelas kan calonnya siapa, dan bagaimana yang diperkirakan, hanya ada dua kandidat, dua kubu yang akan bertarung pada 2019,” tutur politikus Golkar tersebut.

Koalisi Tak Bergeser

Bamsoet menambahkan, partai politik koalisi pemerintah tidak akan bergeser ke kubu lain. Dia juga meyakini kubu lawan akan mengusung Prabowo dengan koalisi Gerindra dan PKS.

“Tentu pemerintah tidak akan bergeser pada komposisi yang ada. Tinggal kubu Pak Prabowo, kita sudah bisa melihat petanya, Gerindra dan PKS. Artinya, kita lihat apakah nanti Demokrat ke sini atau ke Pak Jokowi. Kalau PAN kan sudah lama jadi koalisi pemerintah,” tutup Bamsoet. (TM-RED)

sumber: beritasatu | detik

Related posts

Leave a Comment