Pilpres 2019 Masih Berpeluang Diikuti 3 Paslon

topmetro.news – John Caine Center (JCC) menyebutkan peluang poros ketiga di Pilpres 2019 masih terbuka lebar. Kendati, saat ini yang sudah cukup mengerucut adalah dua poros, yakni poros Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan poros Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Demikian dikatakan Chairman John Caine Center (JCC) Najib Attamimi, di Jakarta, Minggu (22/4/2018).

Najib mengatakan, dari analisis JCC sesuai data KPU, dari perolehan kursi DPR hasil pembagian dari perolehan suara partai politik dalam pemilihan umum legislatif (Pileg) 2014, maka pada Pilpres 2019, bisa ada tiga pasangan capres dan cawapres.

Logika ini sesuai dengan perolehan suara partai untuk kursi DPR. Dikatakan, PDIP misalnya memiliki 109 kursi dari 23.681.471 suara atau 18,95 persen suara. Partai Golkar memiliki 91 kursi dari 18.432.312 suara atau 14,75 persen suara.

Poros Jokowi vs Prabowo

Kedua partai tersebut sudah bisa mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Sesuai wacana, capres yang akan diusung adalah Jokowi. “Partai Golkar jelas tidak bisa lepas dari PDIP dan Jokowi. Karenanya, sudah sangat realistis cawapres yang mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 mendatang,” ujar Najib Attamimi.

Selain itu, partai lain yang juga sudah mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi adalah Partai NasDem dan Partai Hanura. Keduanya juga jelas tak bisa lepas dari sosok Jokowi. “Sudah sangat realistis koalisi ini terjadi,” paparnya.

Diketahui, NasDem memperoleh kursi DPR sebanyak 35 kursi dari 8.402.812 atau 6,72 pesren suara dan Hanura sebanyak 16 kursi dari 6.579.498 atau 5,26 persen suara.

Selanjutnya, parpol yang bisa mengusung pasangan capres-cawapres adalah koalisi Partai Gerindra yang mendapat 73 kursi 14.760.371 atau 11,81 persen suara. Gandengannya bisa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang memperoleh 47 kursi dari 11.298.957 atau 9,04 persen suara.

Jika hal itu terjadi, ujarnya, maka yang berpotensi dan berpeluang diusung adalah Probowo Subianto atau Gatot Nurmantyo berpasangan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Demokrat PAN PKS

Sedangkan, poros ketiga yang berpeluang mengusung capres-cawapres adalah koalisi Partai Demokrat, PAN, dan PKS.

Ada pun perolehan suara di DPR hasil pemilu 2014 untuk Partai Demokrat adalah 61 kursi 12.728.913 atau 10,19 persen suara. Partai Amanat Nasional (PAN) memperoleh 49 kursi dari 9.481.621 atau 7,59 persen suara. Lalu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memperoleh 40 kursi dari 8.480.204 atau 6,79 persen suara. Dengan komposisi ini maka poros ini pun sudah bisa mengusung capres dan cawapres sendiri.

Sementara itu, untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memperoleh 39 kursi dari 8.157.488 atau 6,53 persen suara, menurut Najib, bisa mengambil sikap untuk berkoalisi dengan salah satu dari tiga poros yang ada tersebut. Namun, melihat sinyal yang diberikan, PPP yang juga saat ini menjadi parpol pendukung pemerintah lebih cenderung akan kembali mendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Harus Bergerak Cepat

Kendati demikian, Najib mengatakan, jika parpol pendukung pemerintah menginginkan hanya akan ada dua pasangan calon, maka parpol koalisi tersebut harus segera bergerak cepat untuk menambah barisan pendukung koalisi dengan menggandeng partai lainnya yang belum berkoalisi. Najib menegaskan, jika hal tersebut bisa dilakukan maka akan tertutup adanya poros lain atau tidak akan terjadi tiga pasangan capres-cawapres.

Namun, jika tetap terjadi tiga poros maka petahana (Jokowi) perlu memperhitungkan nama-nama seperti Mahfud MD, Gatot Nurmantyo, Muhaimin Iskandar, Anies Baswedan, dan Zulkifli Hasan.

Najib juga mengingatkan, partai politik agar mengedepankan kedewasaan berdemokrasi menjelang pesta rakyat yakni, pilkada serentak dan Pemilu 2019 nantinya.

Dikatakan, partai politik harus memberikan edukasi kepada rakyat bagaimana berdemokrasi yang baik, santun, dan berkeadaban. Ia menegaskan, perbedaan dalam demokrasi adalah kenisacayaan, tetapi jangan sampai membuat rakyat terpecah belah. (TM-RED)

Related posts

Leave a Comment