Yusril Ihza Mahendra tak Berminat dengan Inisiatif Amien Rais

yusril ihza mahendra

topmetro.news – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyampaikan curhatannya terkait sosok Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang ingin maju jadi capres.

Niatan Amien ini dikritik Yusril karena sebelumnya dengan sepenuh hati mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo sebagai capres. Menurutnya, sosok pemimpin itu harus terjaga ucapannya dan tidak boleh mempunyai agenda tertentu.

“Karena ucapan pemimpin adalah sabdo pandito ratu, maka ucapannya tidak boleh mencla-mencle. Pagi ngomong kedelai, sore ngomong tempe. Artinya ucapannya berubah-ubah, inkonsisten. Sehingga membingungkan rakyat dan pendukungnya,” kata Yusril melalui pesan singkat, Senin (11/6/2018).

Belajar dari Pengalaman

Maka dari itu dia tidak akan mengikuti jejak Amien Rais bermanuver. Sebab Yusril memiliki pengalaman berpolitik dengan Amien pada 1999 saat berkoalisi mencalonkan Abdurahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden.

Namun di tengah jalan, Amien sendiri yang mencambut Mandataris MPR sebagai Presiden. Pada saat itu Amien menjabat sebagai Ketua MPR.

“Pengalaman adalah guru yang paling bijak. Tahun 1999 dalam pertemuan di rumah Dr Fuad Bawazier, Pak Amien meyakinkan kami semua untuk mencalonkan Gus Dur. Saya dan MS Kaban menolak. Kami tidak ingin mempermainkan orang untuk suatu agenda tersembunyi,” papar Yusril.

Pedoman Pepatah Jawa

Pada 2018 ini, Yusril Ihza Mahendra tidak ingin ikut manuver politik Amien Rais. Sejak awal Yusril menegaskan, dia tidak tertarik dengan inisiatif Amien Rais yang terus melakukan lobi-lobi politik.

“Berpedoman kepada pepatah Jawa ‘sabdo pandito ratu’ itu. Maka sejak awal saya tidak berminat ataupun tertarik dengan inisiatif Pak Amien Rais yang melakukan lobi sana-sini, untuk untuk memilih siapa yang akan maju dalam Pilpres 2019 hadapi petahana,” jelas Yusril.

Dia menegaskan sebagai ketum partai ibarat nakhoda harus membawa penumpangnya ke arah yang benar. Tanpa ada agenda-agenda tertentu.

“Bukan karena saya apriori, tetapi saya belajar dari pengalaman. Saya kini ketum partai. Saya ibarat nakhoda, yang harus membawa penumpang ke arah yang benar. Dengan cara-cara yang benar pula,” ungkap Yusril Ihza Mahendra. (TM-RED)

sumber: liputan6.com

Related posts

Leave a Comment