Saran Pakar Agar Terhindar dari Gigitan Ular Piton

ular piton

topmetro.news – Belakangan masyarakat Indonesia kembali digegerkan dengan peristiwa ular piton yang menelan bulat-bulat seorang ibu rumah tangga bernama Wa Tiba. Kejadiannya di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Jumat,15 Juni 2018 lalu.

Terkait kejadian ini, dokter kegawatdaruratan dan pakar tata kelola gigitan luar dr Tri Maharani menyatakan, topi, sepatu bot, dan tongkat dapat menghindari gigitan ular bagi masyarakat yang bekerja di daerah dengan kemungkinan habitat ular seperti di kebun, sawah dan ladang.

Namun nyatanya di lapangan, perlengkapan sederhana tersebut jarang dipakai Orang Indonesia. Sehingga kasus gigitan ular yang mematikan banyak terjadi.

Tidak Berbisa

Mengenai ular sanca atau piton, menurut Tri Maharani, jenis ular tersebut tidak berbisa. Namun, rahang bawahnya merupakan otot yang bisa terbuka lebar kira-kira 10 kali kepala manusia.

Sehingga bisa memangsa korban yang berukuran besar misalnya babi, kambing, rusa bahkan buaya, dengan membelitnya hingga mati lemas lalu menelannya.

“Pada dasarnya ular phyton reticularis tidak berbisa dan tidak memangsa manusia. Kecuali saat terprovokasi misalnya akan dibunuh atau merasa terancam,” kata dokter yang terpilih sebagai satu-satunya dokter Indonesia yang menjadi anggota kelompok kerja Snake Bite Envenoming (SBE) dunia oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) ini, seperti dilansir Antara.

Dia menjelaskan, Sulawesi adalah salah satu pulau tua di Indonesia yang memiliki banyak ular piton berukuran besar. Dan pada Buku Panduan WHO 2016, tercatat ada tiga kali kasus ular memangsa manusia di Indonesia, yaitu pada 1983 di Luwuk, 2017 di Mamuju, dan kali ini di Muna.

“Sebenarnya tidak perlu membunuh ular sanca apabila bertemu. Cukup menghindari dan tidak mengganggunya. Karena ular tersebut tidak berbisa, serta untuk menjaga ekosistem,” tegas Ketua Yayasan Toxinology Society Indonesia dan yayasan bagi anak korban gigitan ular ini.

Tempat Tinggal Piton

Jenis piton besar memang biasanya kerap menghuni kebun, sawah, hutan. Bahkan ada juga yang mendatangi permukiman akibat gangguan ekosistem.

Masyarakat diharapkan waspada dan membawa lampu senter apabila sudah petang dan gelap. Apalagi untuk berjalan di tempat-tempat yang kemungkinan ada ular, sehingga dengan mudah mengetahui dan menghindarinya. (TM-RED)

sumber: liputan6.com

Related posts

Leave a Comment