Terungkap!! TKW Asal Percut Sei Tuan Diduga Disiksa di Suriah

TKW

topmetro.news – TKW (Tenaga Kerja Wanita) R. Sulastri (45) yang diduga menjadi korban perdagangan manusia Internasional untuk dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga di Kota Damaskus, Negara Suriah mendapat siksa dari majikannya.

Penyiksaan yang dialami warga Jalan Makmur, Kecamatan Percut Seituan tersebut terkuak saat suaminya, Hariadi Lubis (46) membeberkan peristiwa itu kepada Koran TOP METRO (grup topmetro.news) di kediamanya, pada Senin (27/8/2018) sore.

Hariadi mengaku, istrinya mendapat siksaan oleh majikanya di Suriah, saat Sulastri menghubunginya pada bulan Juni lalu, tepatnya pada hari raya Idul Fitri.

“Idul Fitri lalu istri saya terakhir menelpon. Dia menelpon sambil menangis. Saat itu dia mengatakan jika dia disiksa oleh majikanya dengan disiram air panas. Sejak itu istri saya tidak pernah menelpon dan tidak bisa dihubungi lagi,” kata Hariadi.

Mohon Kepada Pemerintah

Hariadi meminta agar pemerintah Indonesia segera memulangkan istrinya ke tanah air, sebab dia khawatir telah terjadi sesuatu menimpa istrinya.

“Saya mohon istri saya segera dipulangkan ke Indonesia. Kepada pemerintah saya juga berharap agar segera menangani kasus yang menimpa istri saya. Kasihan istri saya disiksa disana,” harap Hariadi.

Hariadi menambahkan, dirinya akan segera melaporkan Datuk Rabaso (60) alias Pak Datuk warga Jalan Sederhana Gang Raya 31, Percut Sei Tuan yang diduga merupakan salah seorang PNS Dispenda Sumut, karena memberangkatkan istrinya ke Negera Suriah dengan cara ilegal.

“Saya tahunya ilegal, saat datang ke Balai Pelayanan Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BPT3TKI) Medan di Jalan Pendidikan, Marendal I. Petugas disana bilang sudah tiga tahun terakhir ini negara melarang tenaga kerja Indonesia berangkat ke Suriah. Bahkan mereka menyarankan saya untuk segera membuat laporan ke Polda Sumut,” ungkapnya dengan nada sedih.

Sebelum berangkat, lanjut Hariadi, Pak Datuk datang ke rumah dan membujuk agar istrinya mau berangkat kerja ke Negera Suriah dengan diiming-imingi gaji Rp5 juta. Namun janji tersebut tak sesuai dengan harapan.

Hariadi sempat mempertanyakan hal tersebut kepada Pak Datuk, namun dengan nada enteng Pak Datuk menjawab bahwa hal itu bukan tanggungjawabnya, melainkan tanggungjawab Kiki yang merupakan keponakannya.

“Katanya si Kiki yang tanggungjawab dan saya dikasi nomor hape si Kiki. Saya sempat berkomunikasi dengan Kiki dan bertemu di seputaran Kayu Besar, Tanjung Morawa. Saya bilang apa nama perusahaan kamu yang memberangkatkan istri saya, dan si kiki menjawab tidak ada. Saya sempat bilang ke Kiki akan melaporkannya ke Polisi, tapi si Kiki minta tolong agar menunggu selama satu tahun. Tapi sekarang sudah satu tahun lebih saya tidak mendapatkan kabar dari istri,” bebernya.

Hariadi bahkan mengaku, awalnya tak mengenal Pak Datuk, namun ia terus didesak dengan cara mendatangi rumanya.

Diiming-imingi Gaji Besar

“Mulanya saya tak kenal dia, entah kenapa tiba-tiba datang dan menawarkan jasa kepada istri saya untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga di Suriah. Mulanya saya tolak, tapi dia datang terus sampai tiga kali. Istri saya diiming-iminginya gaji Rp5 juta. Ternyata yang diterima cuma Rp2,5. Jadi selama satu tahun lebih istri saya bekerja disana, cuma dikasih Rp9 juta,” ungkap Hariadi.

Hariadi memaparkan, pada saat berangkat ke Suriah istrinya tidak sendirian, melainkan bersama bersama Sri Trisnawati yang juga rekrutan oleh Pak Datuk.

“Istri saya berangkat dengan menumpang pesawat dari Bandara Kuala Namu dengan tujuan Batam. Setiba di Batam keduanya diberangkatkan ke Malaysia melalui jalur laut, selanjutnya ke Suriah,” terangnya.

Pak Datuk yang dikonfirmasi dikediamannya tidak berada di tempat. Salah seorang tetangganya mengaku kalau Pak Datuk belum pulang kerja.

“Belum pulang, biasanya malam. Kantornya di Dispenda Sumut, di Helvetia,” kata wanita yang tak bersedia disebutkan namanya tersebut.

Seperti diketahui, dua warga Percut Seituan diduga menjadi korban perdagangan manusia internasional yang dipekerjakan di kota Damaskus, Suriah.

Naasnya hingga kini keberadaan kedua korban, R Sulastri (45) warga Jalan Makmur, dan Sri Trisnawati (29) warga Jalan Sederhana Gang Raya 30, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, tidak diketahui keluarga.

Hariadi Lubis (46), suami korban mengaku, keberangkatan istrinya Sulastri ke Suriah atas tawaran seorang pria warga Jalan Sederhana Gang Raya 31 Kecamatan Percut Seituan, yang di akrab di sapa Pak Datuk berusia 60 an.

Anehnya biaya perjalanan mereka, mulai dari pengurusan paspor hingga tiket pesawat ditanggung oleh Pak Datuk.(TM/13)

Related posts

Leave a Comment