Guys, Ini Resiko Jika Terlalu Banyak Makan Jengkol

TOPMETRO.NEWS – Sebagian orang banyak yang tidak menyukai aroma khas jengkol yang sangat menyengat. Ada yang tidak menyukainya, ada juga yang menjadikan jengkol sebagai makanan favorit.

Penggemar jengkol bersumpah bahwa bau pahit dan rasa legit dari jengkol tidak ada duanya — justru semakin menambah nafsu makan. Di sisi lain, mereka yang anti makan jengkol kerap mengeluhkan dihantui jejak-jejak bau busuk yang ditinggalkan dari buah khas Asia Tenggara ini; di kamar mandi, hingga menjadi korban bau mulut teman ngobrol.

Kenapa, sih, buah jengkol itu bau? Dan, adakah sedikit saja manfaat nutrisi dari makan jengkol? Apa benar terlalu banyak makan jengkol bisa sebabkan gagal ginjal, seperti kata nenek moyang?
Berikut Penjelasan Kaitan buah jengkol dengan risiko gagal ginjal

Buah jengkol di samping dari kandungan nutrisi menguntungkannya, jengkol juga mengandung sebuah senyawa aktif yang berisiko menimbulkan keracunan bagi penikmatnya, yaitu asam jengkolat. Asam jengkolat merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur.

Peran unsur sulfur inilah yang membuat jengkol memiliki bau khas tajam tak sedap. Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol akan banyak bergantung pada varietas dan usia bijinya. Biji jengkol muda mengandung asam jengkolat yang relatif lebih sedikit daripada yang lebih tua. Biji jengkol tua mengandung 1-2% asam jengkolat dari total berat bijinya, sedangkan biji mentahnya (dengan berat 15 gram) dapat mengandung sekitar 0,15–0,30 gram asam jengkolat.

Keracunan asam jengkolat adalah sebuah kondisi langka, tapi merupakan faktor penyebab penting dari gagal ginjal akut. Di pedalaman Kalimantan, berdasarkan laporan studi dari Nur C. Bunawan dkk tahun 2014, dilansir dari NCBI, ada 96 kasus keracunan jengkol yang dilaporkan — mayoritas pasien sembuh dengan pengobatan rawat jalan, namun empat orang dinyatakan meninggal dunia akibat gagal ginjal akut.

Satu penelitian dari University Sarawak Malaysia tahun 2007, dilansir dari Science Daily, melaporkan seorang pasien yang mengeluhkan nyeri kolik di pinggang kiri, sakit saat buang air kecil, kencing berdarah (hematuria), dan urin yang berbau busuk sehari setelah makan jengkol. Ia juga mengeluhkan produksi urin yang sedikit dan ketidakmampuan untuk berkemih — semua menunjukkan gagal ginjal akut anurik.

Keracunan asam jengkolat dapat terjadi setelah makan jengkol yang bijinya masih mentah atau setengah matang. Hal ini disebabkan oleh senyawa asam jengkolatnya yang masih dalam bentuk utuh dan aktif. Namun, tidak semua penikmat jengkol akan pasti mengalami keracunan ini, karena tingkat sensitivitas seseorang terhadap asam jengkolat akan bergantung pada kondisi asam lambungnya, seberapa banyak jengkol yang dimakan, atau cara memasaknya.

Anda penikmat jengkol yang memiliki kondisi asam lambung tinggi akan lebih berisiko mengalami keracunan. Alasannya, asam jengkolat yang memiliki sifat sukar larut dalam air akan mengkristal dalam konsentrasi asam lambung yang tinggi.

Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing dan juga dalam ginjal, sehingga pada kasus tertentu yang parah, terlalu banyak makan jengkol dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, asam jengkolat dikatakan bersifat racun untuk ginjal.(TMN)

Related posts

Leave a Comment