Perdebatan Sengit Maruarar Sirait dengan Fadli Zon

maruarar sirait

topmetro.news – Entah bercanda atau tidak, politisi PDIP, Maruarar Sirait mengatakan, akan mengusulkan Fadli Zon masuk Kabinet Jokowi Ma’ruf. Hal itu dikatakannya dalam diskusi dialektika demokrasi di kompleks parlemen Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Diskusi itu sendiri berlangsung sengit. Awalnya diskusi dialektika demokrasi dimulai dengan paparan awal para pembicara yang hadir seperti komisioner Bawaslu Rahmat Badja.

Selanjutnya paparan kedua oleh Fadli Zon dan terakhir Maruarar Sirait. Dalam paparannya Fadli Zon menyampaikan, bahwa debat kedua kemarin mestinya lebih menyentuh kepada substansi dan tidak terkait masalah manajerial debat yang sangat teknis.

BACA JUGA | Mappilu-PWI: Pemilu Bukan Hanya Pilpres

Dua Level Debat

Menurut Fadli, debat kemarin terdiri dari ada dua level yakni presidential debates yang dipertontonkan oleh Prabowo. Sementara Jokowi, menurutnya, Jokowi mempertontonkan managerial debat.

Politisi Gerindra juga mengatakan, debat kemarin adalah satu contest of character dari masing-masing kandidat bagaimana capres menempatkan diri sebagai seorang negarawan atau dia sebagai politikus, apakah dia sebagai manajer atau dia sebagai tukang.

Sedangkan Maruarar menuturkan bahwa Jokowi dituding Fadli Zon hanya leader, manager dan bahkan tukang tidak masalah. Karena selama ini Jokowi sudah sejak lama dihina.

“Tetapi masyarakat itu melihat record-nya. Rakyat juga bisa lihat bagaimana dia (Jokowi) jadi walikota, gubernur dan presiden. Nggak ada yang sempurna dan pasti ada kekurangan Jokowi. Tetapi masyarakat masih melihat kelebihannya. Terbukti Mas Jokowi tak pernah kalah dalam kontestasi politik dipilih langsung. Dan Bapak Prabowo belum pernah menang kecuali Ketua Umum Gerindra,” ujar Ara sapaan Maruarar.

Anggota Komisi XI DPR itu mengaku hormat dengan Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra. “Jadi kalau dikatakan Bapak Jokowi seperti itu (manager atau tukang), saya katakan dengan fakta-fakta memang Bapak Prabowo belum bisa menang. Belum punya track record yang bisa meyakinkan rakyat untuk level kota, kabupaten kayak Bapak Jokowi,” ucap Ara lagi.

Politisi PDI Perjuangan itu menyampaikan hal itu dengan data dan hasil survei terbaru. Bahwa memang tidak mudah dimana pilpres tinggal 2 bulan lagi selisih suara Jokowi dengan Prabowo sekitar 20 persen.

Keyakinan Maruarar Sirait

Angka 20 persen itu diperkirakan mencapai puluhan juta suara. Diakui anggota DPR selama tiga periode itu, memang tidak mudah. Kalau posisi dibalik tentu perlu upaya-upaya luar biasa harus dilakukan Tim Kampanye Prabowo.

“Membalikkan keadaan 20 persen ini sekarang itu tentu kalau dibalik posisinya, tentu timnya Mas Prabowo harus berpikir keras. Ada strategi luar biasa, ada program luar biasa. Kami dengan rendah hati harus katakan tentu sangat berkeyakinan. Fadli tentu yakin 2014 menang Pak Prabowo tapi kenyataannya rakyat memilih Pak Jokowi,” ucap Ara.

“Sekarang juga saya yakin, Mas Fadli yakin Prabowo menang. Saya juga yakin Jokowi menang. Kita pasti punya keyakinan yang berbeda dalam soal siapa yang menang 2019 dan siapa yang lebih bermanfaat bagi rakyat,” tambah Ketua Umum Taruna Merah Putih itu.

Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja yang berada di tengah diskusi pun tampak terdiam. Maruarar Sirait yang juga putra politisi senior Sabam Sirait itu menyatakan Jokowi pasti tidak mau menggunakan alat-alat negara.

Menurutnya, Jokowi tak terlatih menggunakan alat negera seperti TNI, Polri dan BIN sebagaimana yang dituduhkan. Ia menuturkan Jokowi terlatih dengan suara rakyat.

“Kita mau menang dengan cara kesatria. Jadi, pasti Pak Jokowi itu terlatihnya kalau mau meyakinkan pemilih dengan kinerja dengan komunikasi dengan kesantunan. Itu yang diyakini oleh paslon nomor satu,” tegasnya.

Fadli Zon langsung menangapi pernyataan Maruarar Sirait. Fadli menyebut selisih hasil survei Prabowo dengan Jokowi kini tinggal 5 persen. “Saya kira persoalan selisih. Selisih ini kan tergantung dari survei mana. Saya kira sulit untuk diperdebatkan, mau 20 persen ada yang 15 persen. Di kami malah sudah melampaui 1-2 persen,” sahut Fadli.

Tak Terima

Wakil Ketua DPR itu juga tak terima jika Prabowo itu dikatakan tak pernah menang. Sebab menurutnya, kontestasi Prabowo itu berangkatnya adalah dari militer. “Jadi kontestasinya yang ada di militer dan itu untuk mendapatkan sampai jenderal bintang 3 sebagai pangkostrad. Sebagai Danjen kopassus dan prestasi-prestasi lain yang dirintis dari bawah. Saya kira berbeda dengan sipil,” tegas Fadli.

Ara yang mendapat giliran berbicara menimpali pernyataan Fadli. Ara menyampaikan konteks yang dia sampaikan terkait kontestasi pilpres. “Jadi nggak bisa dibantah dua kali maju Pilpres, dua kali gagal. Artinya konteks kita hari ini antara Jokowi dan Prabowo, kita bicara hari ini kan seperti itu, tidak bicara yang lain,” ucap Ara.

Ara berargumen dalam kontestasi yang sudah terjadi, dua kali pilpres, Prabowo dua kali kalah. Kenyataannya, kata Ara, Prabowo belum punya track record dipercaya rakyat, untuk memenangkan sebuah kontestasi politik dipilih rakyat langsung.

“(Prabowo) belum pernah dipercaya rakyat dalam kontestasi pemilihan langsung secara nasional. Dua kali mengikuti kontestasi nasional dan kenyataannya seperti itu (kalah),” katanya.

Ara pun langsung mengomentari pernyataan Fadli. Ia pun mulai menjelaskan namun Fadli terus melanjutkan penjelasannya yang membuat diskusi memanas.

Maruarar Sirait pun meminta moderator diskusi untuk menentukan siapa yang berhak berbicara. “Moderator bagaimana? Saya bicara atau Fadli Zon?” tanya Ara. Moderator pun mengatakan, “Silakan Bang Ara (lanjutkan penjelasannya).”

Ara pun berterima kasih kepada moderator yang juga koordinator wartawan parlemen, Senayan Jakarta itu. “Terimakasih moderator. Saya bangga kepada Anda. Walaupun Fadli Zon pimpinan DPR RI, Anda tidak takut, Terima kasih,” ucap Ara.

sumber | beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment