Topmetro.News – Kakek tuna netra (tak bisa melihat) dan penderita tuna rungu (tak bisa mendengar) bernama Peterus Silalahi yang berdomisili di sebuah desa di Kampung Bunga, Pintu Air, Kecamatan Panca Arya Kisaran-Kabupaten Asahan kini terancam menghabiskan sisa hidupnya di penjara. Pasalnya, Peterus Silalahi kini menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan yang dituduhkan terhadap dirinya.
Kakek Tuna Netra Dituduh Menganiaya Jongguran Nainggolan
Ikhwal Peterus Silalahi menjadi tersangka, lantaran dilaporkan Jongguran Nainggolan, warga yang sama. Kedua orang ini sebenarnya hidup bertetangga. Namun kini, oleh Polres Asahan menjadikan Peterus Silalahi sebagai tersangka lantaran dituduh telah menganiaya Jongguran Nainggolan.
Kepada Topmetro.News, Minggu (3/3/2019) Gimson yang merupakan sepupu Peterus Silalahi menjelaskan kini, pamannya itu menyandang status tersangka.
Namun, dia berharap agar antara kedua belah pihak sebaiknya berdamai, mengingat kondisi Peterus yang memprihatinkan, selain sudah tua, pamannya itu tak bisa melihat juga tak bisa mendengar.
Gimson menceritakan awal kejadian hingga Peterus dilaporkan dan menyandang status tersangka.
Dituduh Merusak Tanaman
Awalnya pada 15 Desember 2018 silam. Hari itu, seperti biasa tersangka Peterus Silalahi berjalan di sekitar rumahnya. Dengan bantuan sebuah tongkat kayu (red, kayu jagung), dia berjalan sambil meraba-raba pinggiran tanaman pagar persis di depan rumah Jongguran Nainggolan.
Saat itu Boru Hutabarat, istri Jongguran Nainggolan sudah melarang agar Peterus tidak mencongkel tanah dan merusak bunga di depan rumahnya.
”Jangan kau rusak itu, jangan kau congkel tanah itu,” kata Boru Hutabarat seperti ditirukan Gimson.
Peterus Silalahi yang memang tak bisa mendengar, masih saja melanjutkan aktivitasnya meraba-raba tanaman di depan rumah jirannya itu.
Merasa tak diindahkan, Boru Hutabarat meminta bantuan kepada seorang anak kecil yang kebetulan ada di sekitar lokasi agar tersangka Peterus Silalahi tak melanjutkan pengrusakan tanamannya.
”Anak kecil itu bilang, pung, jangan rusak. Tapi Paman saya ini tidak mendengar dan tak bisa melihat. Dia terus meraba-raba.”
Setahu bagaimana, Jongguran Nainggonan, suami boru Hutabarat tak terima perlakuan Peterus Silalahi yang dianggap merusak tanamannya.
Didorong Hingga Terhempas ke Tanah
Saat itulah, menurut Gimson, Jongguran Nainggolan mendorong Peterus Silalahi ke arah depan, hingga tersungkur ke tanah.
Merasa ada yang mendorongnya hingga terjerembab ke tanah, Peterus Silalahi bangkit dari posisi tersungkurnya.
Dianggap melawan, Jongguran Nainggolan kembali mendorong pria uzur itu ke tanah hingga tersungkur untuk kedua kalinya.
Wajah Terluka Terkena Pukulan Tongkat Jagung
Merasa ada orang jahat yang mendorongnya, ketika berdiri Peterus Silalahi menggunakan tongkatnya yang sudah patah untuk melawan.
Patahan tongkat itu dipukulkan ke arah Jongguran Nainggolan.
Sial, tongkat kakek tuna netra ini mengenai wajahnya, persis di bawah bola mata Jongguran Nainggolan.
Jongguran Nainggoan yang merasa ‘dilibas’ pakai tongkat, hendak menganiaya orang tua itu.
Beruntung, warga setempat sudah ramai dan melerai pertikaian mereka.
Tak senang, wajahnya terluka akibat pukulan tongkat kakek tuna netra itu, Jongguran Nainggolan melaporkan kejadian ini ke Polres Asahan.
Setelah divisum, kakek malang itu diperiksa dan sempat menginap di kantor polisi satu malam.
Meski tidak ditahan di ruangan sel polisi, kini, oleh polisi memberi status baru kepada Peterus Silalahi yakni status tahanan luar.
Keluarga Minta Berdamai
Sebenarnya keluarga Peterus Silalahi sudah melakukan upaya damai. Setidaknya menurut Gimson, sebagai tanda permintaan maaf, pihaknya bersama keluarga besarnya sudah datang menemui keluarga Jongguran Nainggolan.
Namun sepertinya keluarga pelapor (Jongguran Nainggolan) enggan untuk berdamai. Apalagi pelapor didesak oleh anaknya yang disebut-sebut seorang pengacara di Kota Medan agar kasus penganiayaan itu tetap dilanjutkan hingga Peterus Silalahi mengakhiri hidupnya di balik jeruji besi.
Pihak keluarga Peterus Silalahi senantiasa berharap agar pelapor Jongguran Nainggolan mau berbaik hati untuk berdamai, hingga kakek penyandang tuna netra dan tuna rungu itu tak sempat duduk di kursi pesakitan.
Hingga kini, pihak keluarga Peterus Silalahi masih terus melakukan upaya damai, dengan harapan agar pelapor mencabut pengaduannya di kantor polisi.
Reporter: JEREMI TARAN