Menkominfo Imbau Stop Penyebaran Video Kekerasan Selandia Baru

penembakan di selandia baru

topmetro.news – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengimbau agar warganet dan masyarakat tidak menyebarluaskan atau memviralkan konten baik dalam bentuk foto, gambar, atau video yang berkaitan dengan aksi kekerasan di selandia baru berupa penembakan brutal yang terjadi di Selandia Baru.

Kementerian Kominfo juga mendorong agar masyarakat memperhatikan dampak penyebaran konten berupa foto, gambar atau video yang dapat memberi oksigen bagi tujuan aksi kekerasan, yaitu membuat ketakutan di masyarakat.

Disebutkan, video yang mengandung aksi kekerasan merupakan konten yang melanggar UU No 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sehubungan dengan ini, Kementerian Kominfo terus melakukan pemantauan dan pencarian situs dan akun dengan menggunakan mesin AIS setiap dua jam sekali. Selain itu, Kementerian Kominfo juga bekerja sama dengan Polri untuk menelusuri akun-akun yang menyebarkan konten negatif berupa aksi kekerasan di Selandia Baru.

Kementerian Kominfo juga mendorong masyarakat untuk melaporkan melalui aduankonten.id atau akun twitter @aduankonten, jika menemukenali keberadaan konten dalam situs atau media sosial mengenai aksi kekerasan atau penembakan brutal di Selandia Baru.

Presiden Jokowi Kecam

Sementara itu, Presiden Jokowi mengecam aksi kekerasan yang terjadi di Selandia Baru. Sebelumnya ramai dikabarkan bahwa terjadi penembakan di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru yang menimbulkan banyak korban jiwa.

“Indonesia sangat mengecam keras aksi kekerasan seperti ini. Saya juga menyampaikan duka yang mendalam kepada para korban yang ada dari aksi tersebut,” ujar Presiden di Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat (15/3/2019).

Kepala Negara mengatakan, dirinya sudah mendapatkan laporan terkait kejadian tersebut dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Saat ini jajaran terkait masih terus mengumpulkan informasi terkait kejadian tersebut.

Atas kejadian tersebut, Presiden mengimbau Warga Negara Indonesia yang ada di Selandia Baru untuk meningkatkan kewaspadaan. “Semuanya hati-hati dan waspada,” ucapnya.

KBRI Terus Monitoring

KBRI Wellington sendir terus melakukan monitoring dan menyiapkan bantuan kekonsuleran terhadap peristiwa penembakan yang terjadi di Christchurh, Jum’at (15/3/2019), di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood.

Disebutkan, dari enam WNI yang diketahui berada di Masjid Al-Noor pada saat kejadian penembakan, lima orang telah melaporkan ke KBRI Wellington dalam keadaan sehat dan selamat. Sementara satu atas nama Muhammad Abdul Hamid masih belum diketahui keberadaannya.

Sedangkan dari Masjid Linwood, KBRI Wellington menerima informasi, terdapat dua WNI (seorang ayah dan anaknya) yang tertembak. Kondisi sang ayah atas nama Zulfirmansyah masih kritis dan dirawat di ICU RS Christchurch Public Hospital. Sementara anaknya dalam keadaan lebih stabil.

Beberapa langkah yang telah dilakukan KBRI Wellington antara lain, mengeluarkan surat himbauan kepada seluruh masyarakat WNI di Selandia Baru tetap dalam keadaan tenang dan waspada, serta mematuhi himbauan dari pihak keamanan setempat.

WNI di Christchurch serta sejumlah kota lain yang informasinya terdaftar di KBRI Wellington telah dihubungi untuk diketahui keadaannya. KBRI Wellington terus memonitor keadaan di lokasi kejadian, termasuk kondisi di airport Christchurch, dalam rangka pengiriman bantuan dan tim konsuler ke Christchurch. KBRI Wellington tetap membuka nomor hotline dengan nomor +64211950980, +6421366754, dan +64223812065.

Jumlah Tewas 48 Orang

Pihak Kepolisian Selandia Baru telah mengeluarkan informasi terdapat 49 korban meninggal dunia. Sebanyak 41 orang meninggal di Masjid Al-Noor, tujuh meninggal di Masjid Linwood. Dan seorang meninggal di RS Christchurch Public Hospital.

Pemerintah setempat membuka hotline untuk keluarga korban pada nomor 0800-115-019. Pihak Kepolisian Selandia Baru telah menetapkan seorang tersangka penembakan dan akan segera dituntut ke pengadilan setempat.

Selandia Baru Kutuk Aksi Terorisme

Pemerintah Selandia Baru melalui PM Jacinda Ardern telah mengutuk aksi penembakan tersebut dan menyebut tindakan keji ini sebagai aksi terorisme. Sementara Airport di Christchurch sejak sore hari kejadian, ditutup oleh otoritas setempat demi alasan keamanan.

“Amat jelas insiden ini adalah sebuah serangan teroris. Dari apa yang kami tahu, serangan ini telah direncanakan dengan baik,” kata PM Selandia Baru Jacinda Ardern.

Sebelumnya, Jacinda Ardern menyatakan peristiwa penembakan ke Masjid Al Noor di Christchurch telah mengejutkan seluruh wilayah di negara itu. Menurutnya, peristiwa tersebut menjadi salah satu hari tergelap di Selandia Baru.

“Jelas, apa yang terjadi di sini adalah tindakan kekerasan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya. Ini jelas menjadi salah satu hari terburuk di Selandia Baru” katanya. “Banyak dari mereka yang akan terkena dampak langsung penembakan ini adalah migran di Selandia Baru, mereka bahkan mungkin menjadi pengungsi di sini,” sambungnya.

“Mereka telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru sebagai rumah mereka, dan itu adalah rumah mereka. Mereka adalah kita.”

Komentarnya didukung pemimpin oposisi Simon Bridges. “Kami mendukung dan mendukung Komunitas Islam Selandia Baru,” katanya. “Tidak seorang pun di negara ini yang hidup dalam ketakutan, tidak peduli ras atau agama mereka, politik atau kepercayaan mereka,” imbuhnya.

Sementara itu, PM Australia Scott Morrison menyatakan keprihatinan atas peristiwa penembakan tersebut. “Saya ngeri dengan laporan yang saya ikuti tentang penembakan serius di Christchurch, Selandia Baru,” katanya.

“Situasinya masih berlangsung tetapi pikiran dan doa kita bersama dengan sepupu Kiwi kita,” ujarnya.

berbagai sumber

Related posts

Leave a Comment