topmetro.news – Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait meyakini hitung cepat atau quick count lebih banyak benar ketimbang salahnya. Influencer Tim Kampanye Nasional Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin itu menilai bahwa margin of error dari hitung cepat rata-rata 0,1 persen saja.
“Quick count itu bisa salah. Sementara rata-rata margin of error quick count itu 0,1 persen,” kata Ara, dalam diskusi Survei Pemilu, Realita atau Rekayasa di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/3) kemarin.
Ara mengingatkan bahwa hitung cepat berbeda dengan survei. Menurut dia, hitung cepat merupakan laporan dari hasil-hasil di tempat pemungutan suara (TPS). “Quick count bukan survei. Tetapi laporan dari hasil dari TPS-TPS yang ada. Kebanyakan benar, hanya sedikit yang salah,” ungkap anggota Komisi XI DPR itu.
BACA JUGA | PDIP Targetkan Kemenangan Jokowi 63,4%
Dia menjelaskan, jika mulai mencoblos pukul 08.00, maka perhitungan bisa dimulai kira-kira pukul 14.00. Hasilnya sudah ada antara pukul 14.30 sampai 15.00. “Sudah bisa disimpulkan pukul empat sore (pukul 16.00),” ujarnya.
Menurut Ara pula, survei merupakan potret pada saat dilakukan. Dia menegaskan, tentu saja perubahan bisa terjadi ketika pemilu dilakukan. “Bisa perubahan, bisa. Pada saat di survei, itu hasilnya,” katanya.
Ara menegaskan, hasil survei akan memicu pihaknya untuk bergerak melakukan suatu perjuangan. “Kami juga punya survei internal, survei orang yang independen dan sebagainya,” katanya.
sumber | jpnn.com