Gubernur Sumut Serius Tangani Banjir di Kota Medan

Gubernur Sumut

topmetro.news – Gubernur Sumut (Sumatera Utara), Edy Rahmayadi gerak cepat mengatasi banjir di Kota Medan dan sekitarnya yang selama ini menjadi keluhan warga yang selalu terendam banjir di saat musim hujan.

Penanganan banjir Kota Medan dan sekitarnya dilakukan dengan berkoordinasi dengan Pemko Medan dan Balai Wilayah Sungai II Sumut dan dinas lainnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumut Riadil Akhir Lubis mengatakan perlu penangan terpadu dan konprehensif melakukan penanganan banjir.

Kampanyekan Pembuangan Sampah

“Setelah itu kita terus mengkampanyekan dan mensosilaisasikan  terutama penanganan beberapa sungai di Kota Medan yang banyak sampah. Sebulan yang lalu Pemprovsu berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai II Sumut membersihkan sungai Babura,” ujar Riadil di Kantor Gubsu, Selasa (21/5/2019).

Rapat penanganan banjir Kota Medan dan sekitarnya menurut Riadil terus digalakkan oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

“Hari ini Selasa (21/5/2019) adalah rapat koordinasi yang keempat, artinya Pemprovsu serius, walaupun sebenarnya sungai-sungai ini adalah tanggungjawab Balai Wilayah Sungai II, tetapi gubernur sebagai wakil pemerintah pusat mempunyai kewenangan menangani sungai-sungai di Kota Medan dan sekitarnya,” ujarnya.

Lanjut Riadil, dibantu oleh tim ahli banjir, dari beberapa kali pertemuan, yang dipimpin oleh Gubernur Sumut dan dihadiri oleh panglima TNI, darI Poldasu, baberapa dinas perguruan tinggi dan lainnya dan dalam rapat tersebut diidentifikasi ada 6 (enam) sungai dan anak sungai sebagai penyebab banjir di Kota Medan dan sekitarnya.

“Yang pertama Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai Badera, Sungai Sei Kambing dengan dua anak sungainya yakni Sungai Putih dan Sungai Selayang, Kemudian Sungai Kera dan Sungai Belawan

Prioritas Penanganan

Kita sudah menentukan skala prioritas penanganannya. Nanti insya allah habis lebaran bapak gubernur akan mengkampanyekan dan mensosialisasikan kepada masyarakat dan dunia usaha. Merekan semua akan akan dilibatkan termasuk media untuk melakukan deklarasi penanganan banir Kota Medan dan sekitarnya,” katanya.

Dari analisis yang dilakukan oleh BPBD, Bappeda dan Balai Wilayah Sungai II perlu waktu dua sampai tiga tahun dalam penanganan banjir di Kota MedaN dan sekitarnya.

“Karena ini tidak semuda membalikkan tangan. Pertama yang ditangani adalah sungai-sungai kemudian merepitalisasi atau memfungsikan MUDP yang riol-riolnya kita tidak tahu di mana saja.

Kemudian, lanjut Riadi, juga akan mendeklarasikan tentang drainase perkotaan yang kita lihat asal hujan sedikit banjir. Kemudian kita akan memanusiakan orang-orang yang berada di sepadan sungai atau DAS dengan memberikan solusi melalui Dinas Perkim Sumut.

Diberikan Rumah

“Akan diberikan rumah kepada warga, seperti rumah susun, ruah sewa, atau pindah ke mana,” jelas Riadil.

Target berikutnya kata Riadil, pada Jumat (24/5/2019) mendatang, penanganan wilayah banjir akan mengarah ke sungai Badera.

“Insya Allah hari Jumat nanti BWS, Pemprovsu dan Kodam akan menangani Sungai Badera. Disana ada 93 KK yang harus kita pindahkan karena salah satu sebagai penyebab banjir,” tukasnya.

Penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment