topmetro.news – Gubernur Edy Rahmayadi mengatakan, inflasi itu erat kaitannya dengan produksi dan nilai jual bawang dan cabe. Ke depan Pemprov Sumut melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumut yang dipimpin Ir Dahler MMA serta dinas terkait lainnya, akan melakukan perbaikan dari hulu hingga ke hilir. Baik itu di bidang infrastrukturnya maupun program tanam pertaniannya.
“Kita ketahui saat ini kebutuhan pokok pertanian di Sumut, seperti bawang merah bawang putih dan cabe harus kita impor dari Bogor. Sementara sumber pertanian kita dari Tanah Karo dan sekitarnya sangat luar bisa bila ditata dengan baik pola tanamnya,” katanya kepada wartawan, saat dimintai tanggapannya terkait turunnya inflasi kuartal I di Sumut, Sabtu (1/6/2019) di Bandara Kuala Namu, Deliserdang.
Menurut Gubernur, jika pola tanam dan infrastrukturnya didukung baik, diyakini tidak akan terjadi penurunan inflasi di Sumut. “Kepala dinas yang tak bisa menjawab itu, kita ganti. Itu solusinya. Kita harus begitu, sebab masih banyak yang mau menjadi kepala dinas. Karena itu maunya rakyat, bukan maunya saya,” katanya mengakhiri.
BACA | Gubsu Sidak Arus Mudik, Bandara Turun 30%
Tinjau Arus Mudik
Sebelumnya Gubernur Edy Rahmayadi melakukan peninjauan terhadap situasi arus mudik. Beberapa lokasi yang ditinjau adalah Stasiun Kereta Api Medan, Bandara Kuala Namu, hingga ke pool bus.
Di Stasiun KA Medan, Gubernur Edy bersama Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman, melihat kesiapan fasilitas kereta api melayani penumpang. Mulai dari pembelian tiket, penukaran tiket, chek-in hingga mengecek ruang tunggu dan keberangkatan.
Setelah melihat dan mendengar langsung keterangan Vice President PT KAI Divre I Sumut Rusi Haryono, Guberbur Edy menyimpulkan pelayanan penumpang di Stasiun Besar Kereta Api Medan berlangsung baik.
Sementara di Bandara Kuala Namo Gubsu bersama rombongan meninjau terminal kedatangan dan keberangkatan. Di bandara angka arus mudik menurun 30%. Hal ini disebabkan mahalnya harga tiket pesawat yang dinilai tidak manusiawi.
Seperti contohnya harga tiket Jakarta-Medan mencapai Rp2.500.000-Rp4.000.000. Tingginya harga tiket pesawat ini mengakibatkan arus mudik penumpang turun drastis dan kelihatan sepi.
Gubsu bersama rombongan juga ‘mampir’ ke Stasiun Bus ALS. Dia pun melihat angka arus mudik penumpang naik 100%. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih pulang ke kampung halaman dengan menggunakan armada transportasi bus.
reporter | Erris JN