Ternyata! Madja Purba Pertama Kali Sebagai Ketua VBMO/PSMS Medan 1950

madja purba pertama kali

topmetro.news – Tahukah Anda? Kapan dan siapa sebenarnya Ketua Umum PSMS Medan pertama kali? Dan ternyata setelah ditelusuri berdirinya PSMS Medan pertama kali, pada tahun 1907 dengan nama Deli Voetbalbond (DVB). Dan tahun 1949 menjadi Persatuan Sepakraga Medan dan Sekitarnya), sudah eksis sebagai terjemahan VBMO (Voetbal Bond Medan en Omstreken). Barulah pada 21 April 1950 disempurnakan menjadi Persatuan Sepakbola Medan Sekitarnya (PSMS). Ternyata, pada rapat perdana VBMO/PSMS pada 27 Januari 1950, secara aklamasi Madja Purba sebagai Ketua Pengurus VBMO/PSMS ketika itu.

Ayo! kita lihat bagaimana sejarah berdirinya PSMS Medan, yang kini tengah berjuang di Liga 2 Indonesia 2019, untuk kembali berlaga di Liga 1 Indonesia mendatang. Jauh sebelum 21 April 1950 nama PSMS Medan dahulunmya memiliki nama, (Persatuan Sepakraga Medan dan Sekitarnya), sudah eksis sebagai terjemahan VBMO (Voetbal Bond Medan en Omstreken).

Nama perserikatan VBMO kali pertama muncul pada bulan Oktober 1949, setahun kemudian dihidupkannya kembali OSVB (Oostkust Sumatra Voetbalbond, sudah eksis sejak 1915 sebagai suksesi DVB. Dan Deli Voetbalbond (DVB) dibentuk pada tahun 1907 merupakan cikal PSMS, yang digagas oleh Tapanoeli Voetbalclub (Tapanoeli VC), yang didukung oleh klub Voortwaarts (orang-orang Belanda).

Dalam logo PSMS, seperti yang terlihat sekarang, terdapat angka 1950. Angka tidak terlalu jelas apakah menunjukkan PSMS lahir atau apa. Sementara itu di berbagai tulisan tidak resmi (yang bukan bersumber dari PSMS) disebutkan bahwa PSMS didirikan tanggal 21 April 1950. Apakah angka pada logo merujuk pada tulisan atau sebaliknya, tidak terlalu jelas. Tidak adanya informasi mendorong kita untuk mencari tahu.

tim vbmo dan psms medan
Tim VBMO yang merupakan tim pertama kali PSMS Medan. PSMS Medan tahun 1953 tampil di kompetisi.(Foto:IST)

Rapat Umum VBMO/PSMS

Pada tanggal 27 Januari 1950 diadakan rapat umum VBMO/PSMS. Salah satu keputusan penting dalam rapat tersebut adalah pembentukan pengurus baru. Pengurus lama tidak ada yang mengajukan diri. Lalu secara aklamasi memilih dan menetapkan Madja Purba, sebagai Ketua Pengurus VBMO/PSMS. Madja Purba adalah salah satu pimpinan delegasi Negara Sumatra Timur (NST), dalam proses integrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terpilihnya Madja Purba mengindikasikan babak baru, kepengurusan perserikatan sepakbola di Medan. Madja Purba adalah pribumi pertama, sebagai ketua sejak era DVB, OSVB hingga VBMO/PSMS. Untuk posisi sekretaris VBMO/PSMS, diketahui adalah JJ Barends (Het nieuwsblad voor Sumatra, 13-02-1950).

Pada tahun 1941 GB Joshua Batubara, ketua klub Sahata melancarkan protes dalam rapat umum OSVB, karena selama ini tidak pernah orang pribumi di OSVB. Padahal klub dan pemain orang pribumi tidak kalah kelas, jika dibandingkan klub dan pemain Eropa/Belanda. Protes itu tidak direspon yang akhirnya klub Sahata, UVV dan MSV keluar dari OSVB dan kemudian membentuk perserikatan yang baru, PERSEDELI.

Perserikatan PERSEDELI ini merupakan semacam timbul kembalinya, DVB yang baru tahun 1923 (yang didirikan oleh Radjamin Nasution). Dr. Radjamin Nasution mahasiswa STOVIA, adalah kapten Tim Docter Djawa School Voetbalclub, yang berkompetisi di BVB Batavia pada tahun 1909. Docter Djawa VC melawat ke Medan untuk bertandingan dengan Tapanoeli VC. Selama pendudukan Jepang kegiatan sepak bola di Medan tidak terinformasikan. Setelah kembalinya Belanda berkuasa, sebagaimana NIVU, pada bulan September OSVB dihidupkan kembali.

Pada bulan Juli 1948, klub Sahata yang sudah lama tidak terdengar beritanya kembali muncul. Surat kabar menyebutkan, klub orang Indonesia Sahata akan bertanding dengan tim milisi (3-15 R1) yang baru dibentuk. Tim orang Indonesia (Sahata) boleh jadi dimaksudkan, untuk membedakan tim Republik dengan tim milisi (Belanda).

Klub pribumi lainnya adalah Medan Poetra serta klub Tionghoa, Chung Hua. OSVB lalu mengadakan kompetisi (tiga divisi plus divisi cadangan), yang mana termasuk Sahata dan Medan Poetra. Setelah OSVB menyelesaikan kompetisi satu musim, dan memulai musim baru ternyata tidak bisa dijalankan, karena terjadi perang. Banyak tentara yang harus meninggalkan klubnya.

Meski demikian masih ada satu dua pertandingan yang bersifat persahabatan. Lalu kemudian dari klub yang ada, dan pemain yang ada disusun kembali kompetisi dengan tiga divisi tanpa divisi cadangan, dan juga tidak ada sistem promosi-degradasi. Klub banyak yang menghilang (terutama klub militer), tetapi ada satu klub baru muncul yakni Deli Mij.

Nama VBMO/PSMS Perama Mumsuc di Surat Kabar

Pada fase inilah nama VBMO/PSMS muncul di surat kabar (Het nieuwsblad voor Sumatra, 20-10-1949). Ini sehubungan dengan kebijakan VUVSI/ISNIS (suksesi NIVU), agar nama bond-bond yang ada di bawah naungan VUVSI/ISNIS, perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. ISNIS adalah singkatan dalam bahasa Indonesia dari VUVSI.

Kompetisi OSVB (musim kedua) sesungguhnya belum sepenuhnya berakhir. Masih menyisakan beberapa pertandingan. Pada akhir kompetisi ini OSVB diganti dengan VBMO/PSMS, dengan statuta yang baru (Het nieuwsblad voor Sumatra, 08-11-1949). Dalam statuta yang baru (VBMO/PSMS) dilakukan promosi dan degradasi. Pada pertandingan terakhir Divisi-1 akan bertemu antara Sahata dan Deli Mij.

Dalam klasemen akhir dipastikan Deli Mij berada pada posisi enam (terakhir). Akibatnya, dengan penerapan statuta baru untuk kompetisi berikut, kluh Deli Mij harus playoff dengan juara Divisi-2 (ATT). Dengan demikian dalam musim berikut akan ada LTD, Sahata, ML, Victoria, Medan Poetera dan pemenang pertandingan playoff.

psms medan 1983 dan psms medan sekarang
The Killer julukan PSMS Medan di tahun 1983 diperkuat kiper Ponirin. dan PSMS Medan saat ini tengah berjuang di Liga 2 Indonesia untuk lolos ke Liga 1 Indonesia. (Foto:IST)

Kompetisi VBMO/PSMS Pertama Kali

Dalam perkembangannya diadakan pertandingan, di bawah tajuk VBMO/PSMS di lapangan Kebon Boenga, antara tim perserikatan vs tim gabungan orang Indonesia (pribumi) yang berasal dari tiga klub yakni Sahata, Deli Muj dan Medan Poetra (Het nieuwsblad voor Sumatra, 19-01-1950).

Kedatangan PORI-Djakarta ke Medan bukanlah lawatan tim sepakbola biasa, tetapi diduga lebih dari itu. Sebab dikoordinasikan oleh Panitia Pembangunan Djogja. Apalagi lawan-lawan tanding PORI Djakarta, adalah (pemain-pemain (tim-tim) pribumi. PORI tidak hanya di Djakarta dan Medan tetapi juga di kota-kota lain, seperti Semarang, Soerabaja, dan Bandoeng. PORI kemudian berubah menjadi KONI.

Sebagaimana telah disebutkan di atas pada tanggal 27 Januari 1950 diadakan rapat umum VBMO/PSMS. Salah satu keputusan penting dalam rapat tersebut adalah pembentukan pengurus baru. Pada awal Februari muncul nama klub Andalas, yang akan melakukan pertandingan kali pertama, dengan klub Juliana (Het nieuwsblad voor Sumatra, 01-02-1950).

Disebutkan klub-klub yang bertanding antara lain Sahata vs Medan Poetra. Pada tanggal 8 Februari diadakan pertandingan Tim Militer Belanda vs Tim Indonesia, kombinasi Sahata, Deli Mij dan Medan Poetra sebagai pertandingan yang diselenggarakan oleh VBMO/PSMS, untuk melepas kepulangan militer Belanda (Het nieuwsblad voor Sumatra, 09-02-1950).

Pertandingan-pertandingan lain yang diadakan adalah dalam rangka Kongres Rakyat di Medan mempertemukan Sahata vs Deli Mij di hari pertama, lalu klub Black and White vs Medan Poetra yang pemenangnya akan melawan Sahata. Hasil keuntungan pertandingan ini diberikan kepada Kongres Rakyat (Het nieuwsblad voor Sumatra, 15-04-1950). Pemenang turnaman ini adalah Sahata (Het nieuwsblad voor Sumatra, 17-04-1950). Setelah tanggal inilah kemudian tanggal 21 April 1950, diklaim sebagai hari lahir PSMS yang sekarang.(TMN-YOFE)

sumber:poestahadepok

Related posts

Leave a Comment