Gelar Taptu Setiap Tahun, Belum Jadikan ‘Jijen & Kobir’ Sebagai Pahlawan Nasional

bangsa besar

topmetro.news – Proklamator sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia (RI), Ir Soekarno pernah mengatakan, “Bangsa besar adalah bangsa yang mengingat jasa-jasa para pahlawannya. Untuk itu jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Jasmerah).”

Atas dasar itulah, maka sudah saatnya pemerintah mau menginventarisir serta menggali informasi tentang siapa saja pihak yang benar-benar ikut beperang memperjuangkan Kemerdekaan RI. Sebab masih begitu banyak pahlawan tanpa tanda jasa yang gugur dalam medan perang revolusi kemerdekaan. Namun sampai kini masih terabaikan dan belum ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional maupun daerah.

Contohnya seperti Jijen dan Kobir, dua pejuang yang pusaranya kini masih berada di TPU (tempat pemakaman umum-red) Desa Simpang Dolok, Kecamatan Datuk Limapuluh, Batubara, yang baru sebatas masyarakat yang menetapkan mereka sebagai pahlawan. Padahal rekam jejak cerita sejarah perjuangan keduanya sudah pun dapat dibuktikan dan diketahui secara luas di Batubara.

Namun sampai kini belum pun ada langkah kongkrit, sehingga keduanya bisa ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional ataupun pahlawan daerah. Walau dalam hal ini, pemerintah daerah sendiri (Pemkab Batubara-red), setiap tahun (pada 17 Agustus), selalu mengenang jasa Jijen dan Kobir lewat gelaran sebuah prosesi yang diberi nama taptu.

Kegiatan taptu itu dimulai dengan gelaran pawai obor. Lalu ziarah ke makam Jijen dan Kobir pada malam sebelum 17 Agustus 2019 (Jum’at malam 16/8/2019). Kegiatan ini diikuti Bupati Batubara Ir Zahir MAP bersama perangkat OPD, OKP, ormas dan masyarakat lain dari seputaran Desa Simpang Dolok.

Panitia Sejarah

Pada kata sambutannya dalam acara taptu tahun ini, Bupati Batubara minta agar dibuat panitia khusus guna menggali sejarah ini. Demi para pahlawan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, maka pihaknya akan menguatkannya perbup, sehingga sejarah tetap akan ada selama negara berdiri.

Bahkan Zahir pun mengatakan, tahun depan taptu harus jadi kegiatan Pemkab Batubara. “Dan anggarannya harus di masukan ke Pemerintah Kabupaten Batubara,” ujar Zahir, dan dapat aplaus dari warga.

Lebih lanjut dikatakannya, selama kepemimpinan Zahir-Oky lima tahun ke depan, jika sudah mendapatkan lahan, pihaknya ingin membuat makam pahlawan. Lalu minta ijin kepada ahli waris untuk memindahkan makam para pahlawan. “Sejarah adalah sebuah kisah yang tidak boleh kita lupakan,” pungkas Zahir.

“Bung Karno pernah mengatakan istilah Jasmerah. Kita harus selalu mengenang sejarah. Kalau kita lupakan sejarah maka bangsa kita tidak maju. Sejarah itu merupakan rangkaian momen agar dari sejarah ini muncul sebuah ide sejarah ke depannya dilakukan lebih baik,” bilangnya.

Kegiatan ziarah dan tabur bunga di makam pahlawan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun menjelang peringatan HUT RI. Para peserta taptu terdiri dari unsur muspika, ormas, OKP, pramuka, siswa-siswi SMP, SMA, dan madrasah sederajat. Mereka membawa obor berjalan kaki sepanjang 500 meter dari garis start hingga ke lokasi makam.

reporter | Bima

Related posts

Leave a Comment