topmetro.news – Tuan Guru Batak (TGB) Syekh DR H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA, meluncurkan buku berjudul ‘Dakwah Kerukunan dan Kebangsaan’. Acara itu digelar di Hotel JW Marriot Medan, Senin (23/9/2019), dalam sebuah acara ‘Dialog Nasional Memperkokoh Ikatan Persaudaraan Kebangsaan’.
Pada kesempatan itu, TGB Syekh DR H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA juga melantik Gerakan Da’i Kerukunan dan Kebangsaan (GDKK). Hadir ratusan tokoh dari lintas agama, para pejabat pemerintahan, TNI dan Polri.
Kegiatan dibuka Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan turut dihadiri Wagubsu Musa Rajekshah, Sekda Provsu Sabrina, Wakapoldasu Brigjen Pol Mardiaz Kusin, anggota DPR RI Dolly Tanjung, Walikota Medan diwakili Asisten Pemerintahan Setdako Medan Musadad Nasution, Bupati Taput Nikson Nababan, Ketua Rumah Komunikasi Lintas Agama Pusat Hj Bunda Indah, Kakanwil Kemenag Sumut Iwan Zulhami, Ketua MUI Sumut H Abdullah Syah MA, Rektor UIN Sumut Prof Dr Saidurrahman MA, para alim ulama, serta tokoh lintas agama.
Soliditas Keberagaman
Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA, dalam sambutannya meminta kepada semua pihak untuk menguatkan soliditas keberagamaan dan kebangsaan untuk menjaga persatuan, kebhinekaan dan keutuhan NKRI.
“Untuk menjaga itu, tidak boleh lagi ada yang memainkan isu-isu agama yang berpotensi dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Para tokoh dari berbagai agama, silahkan pelajari dan dalami ajaran agamanya serta dakwahkan kepada jamaahnya masing-masing. Namun, harus tetap saling bergandeng tangan mempererat silaturrahmi dan persaudaraan dengan umat yang lain. Demi kedamaian, persatuan dan keutuhan NKRI,” ujar Tuan Guru Batak.
TGB Syekh Dr H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA menyampaikan, metode dakwah yang mengutamakan kerukunan dan persatuan ia terapkan, karena berakar dari kehidupan pribadi dan keluarganya.
“Islam itu rahmat bagi sekalian alam. Sehingga orang yang serius menjalankan agamanya harus juga bisa menjadi rahmat bagi umat yang berbeda agama dengannya,” ujar TGB.
Lebih lanjut ditegaskan TGB, bahwa persatuan dan kerukunan itu harganya mahal. Para pendiri negara ini telah mengorbankan pikiran, harta bahkan nyawa untuk melahirkan konsep negara kesatuan yang berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa, untuk menyatukan semua agama, suku dan etnis yang ada di Indonesia. “Karena persatuan dan kesatuan itu harganya mahal maka kita harus menjaganya secara bersama-sama,” tegas TGB.
Harga Mahal Kerukunan
Sedangkan Gubsu, dalam sambutannya mengatakan, tidak ada agama di dunia yang mengajarkan umatnya untuk saling mencelakai dan berbuat kejahatan. Untuk itu masing-masing pemeluk agama harus hidup saling menghargai dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karenanya Gubsu sangat mengapresiasi dan mendukung penuh digelarnya dialog nasional sekaligus peluncuran buku berjudul ‘Dakwah Kerukunan dan Kebangsaan’ yang ditulis TGB Syekh Dr Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA. Sebab, buku itu mengupas tentang kerukunan hidup beragama dan kebangsaan sehingga dapat diteladani. “Tuhan menciptakan keberagaman karena ada maksudnya yang tidak kita ketahui sama sekali,” kata Gubsu.

Ketum Komunitas GM MARSIA Mario Oktavianus Sinaga yang turut serta hadir, mengapresiasi acara tersebut. Menurutnya, acara ini betul-betul memberikan sentuhan jiwa kebangsaan yang produktif menuju SDM yang unggul untuk Indonesia Maju. Deklarator Gerakan Kebajikan Pancasila ini pun mengucapkan selamat kepada TGB Syekh Dr Ahmad Sabban Rajagukguk MA atas peluncuran buku dimaksud.
Dialog itu sendiri menghasilkan beberapa poin kesepakatan. Pertama, kasih sayang (kesatuan) adalah sebuah fitrah yang dianugerahkan Allah Swt kepada manusia. Kasih sayang ini telah menjadi inti dari ajaran setiap agama. Sementara keragaman termasuk agama, merupakan anugerah. Karenanya, keragaman agama mestinya menguatkan kasih sayang di antara pemeluknya.
Kedua, bahwa kerukunan atau hidup rukun itu adalah budaya unggulan yang disebut ‘kearifan lokal’. Sehingga tidak boleh hilang serta harus dipertahankan dan ditingkatkan.
Ketiga, hidup rukun harus dilandaskan kepada pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang mendalam dan paripurna. Karena setiap agama pada sisinya yang terdalam mengajarkan kasih sayang sebagai landasan penting dalam membangun kerukunan.
Pelantikan Da’i Kerukunan
Ada pun Gerakan Da’i Kerukunan dan Kebangsaan yang dilantik TGB terdiri dari Ketua Dr Salahuddin Harahap SFilI MA, Sekretaris Muhammad Ikhyar Harahap SH. Sedangkan Tuan Guru Batak sendiri bertindak selaku Ketua Dewan Pembina, dengan wakil, Hj Bunda Indah. Lalu Ketua Dewan Penasehat Ir Bobby Arif Nasution MSi.
Gerakan Da’i Kerukunan dan Kebangsaan Indonesia juga menempatkan sejumlah guru besar, ulama, dan pakar dalam tim pakar yang diketuai TGS Prof Dr KH Saidurrahman MAg, yang juga Rektor UIN Sumatera Utara.
Gerakan Da’i Kerukunan dan Kebangsaan menempatkan ada empat syarat yang harus dimiliki setiap orang yang terjun sebagai Da’i Kerukunan dan Kebangsaan. Yakni: (1). Memahami agamanya secara baik dan paripurna, (2). Memahami budaya dan kearifan lokal (local wisdom), (3). Memahami dan memiliki komitmen untuk membangun kerukunan, dan (4). Memiliki pemahaman dan wawasan kebangsaan.
reporter | Jeremi Taran