Tuntut Tanah eks Transmigrasi, Demonstran Tuduh Bupati Aceh Singkil Pembohong

eks transmigran

topmetro.news – Ratusan masyarakat mengatasnamakan eks transmigran kembali melakukan aksi demo di depan Kantor Bupati Aceh Singkil, Senin (2/12/2919). Mereka menuntut alas hak atas tanah yang luasnya 280 hektar, sebagai pengganti lahan transmigrasi yang dikuasai Perusahaan Sawit Nafasindo.

Soal ini, sudah sering melakukan audiesi dengan pemda. Namun tidak juga mendapat titik temu antara kedua belah pihak.

Menurut keterangan Koordinator Aksi Burhanuddin, bahwa selama ini tuntutan para warga eks transmigran tidak digubris pemda. Ada kesan, seakan didiamkan. “Kami sangat kecewa atas sikap pemda yang tidak pro-rakyat. Dimana tuntutan atas hak kami, sampai saat ini tidak ada respon dari Bupati Aceh Singkil,” ucap Burhan.

Kata Burhanuddin, jawaban dari pemeritah terlalu politis sekali dan itu sudah sering sekali didengar. “Hari ini kami minta tuntutan kami disetujui. Apabila hal ini tidak bisa diselesaikan, kami akan tidur di kantor bupati ini,” tegasnya.

“Kalau memang bupati benar ingin menyelesaikan persoalan ini, tidak perlu lama baginya untuk berbuat. Hari ini pun bisa selesai,” sambung Burhan.

Tuduh Bupati Pembohong

Dalam hiruk pikuk suara pendemo itu, sesekali terdengar para demonstan berkata bahwa Bupati Aceh Singkil pembohong. “Bupati pembohong,” ucap para pendemo saat melakukan aksi. Bahkan mereka mengaku sangat menyesal telah memilih bupati pada pilkada lalu.

Sementara itu, Bupati Aceh Singkil melalui Asisten Pemerintahan Junaidi menjelaskan, bahwa aspirasi para warga telah ditanggapi. Namun saat ini masih dalam proses.

“Pemerintah tidak diam. Semua aspirasi masyarakat sudah disahuti. Kami hanya memfasilitasi. Tahapan persoalan tanah eks transmigrasi ini masih dalam proses penanganan,” tutur Junaidi.

Perlu diketahui, kata Junaidi, bahwa perdoalan alas hak tanah eks transmigrasi bukan kewenangan bupati sepenuhnya. “Melainkan harus juga disetujui oleh DPRK dan mereka sudah kita surati,” katanya.

“Kemarin kita sudah menyurati mereka (DPRK-red). Namun pada tanggal yang kita agendakan, ternyata bertepatan dengan banyaknya jadwal persidangan. Sehingga pertemuan kita undur,” lanjut dia.

Menyikapi penjelasan Asisten Pemrintahan Junaidi itu, koordintor aksi dan seluruh massa mengaku tidak percaya. Massa menyebut, penjelasan itu ‘beraroma’ kebohongan.

“Semua pernyataan asisten pemerintahan itu bohong dan kami tidak akan pernah percaya. Bupatinya saja pembohong apalagi bawahannya,” ucap Burhan.

“Sekali lagi, apabila tuntutan kami ini tidak diselesaikan hari ini, maka kami akan tidur di kantor ini,” tandasnya.

Pantauan reporter topmetro.news, pada akhir aksi, pemerintah melalui asisten pemerintahan melakukan dialog di ruang tunggu bupati, dengan mengundang beberapa massa eks transmigran.

reporter | Rusid Hidayat Berutu

Related posts

Leave a Comment