topmetro.news – Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sudah melelang 158 paket proyek senilai Rp234,9 miliar. Dari 158 paket tersebut, sudah tayang 50 persen.
“Sisanya kita targetkan bulan tiga nanti selesai 100 persen. Sehingga pengerjaannya juga cepat selesai,” ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut Alfi Syahriza kepada wartawan, Minggu (1/3/2020).
Lebih lanjut dikatakan Alfi, bahwa dari nilai proyek Rp234,9 miliar itu, dana untuk fisik sebanyak Rp219,8 miliar. Sementara sisanya konsultan.
Proyek Reguler
Bukan hanya itu. Dari jumlah 158 paket yang akan ditenderkan selama 2020 tersebut, juga diketahui tidak ada proyek strategis nasional yang ikut. “Jadi proyek-proyek yang ditenderkan tahun ini proyek reguler. Proyek-proyek yang merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Alfi.
Beberapa proyek yang telah ditenderkan itu yakni untuk pengelolaan irigasi sungai. Pengelolaan ini meliputi pemeliharaan serta rehabilitasi beberapa sungai yang ada di Sumut. “Termasuk juga kita melakukan perlindungan terhadap proteksi tebing sungai,” sebutnya.
Untuk bendungan, proyek rehabilitasi di Padang Garugur Padanglawas Utara (Paluta) dan Bendungan Siborna di Padanglawas juga telah ditenderkan tahun ini. Dinas SDA, Cipta Karya dan Tata Ruang sendiri menargetkan Bulan September nanti pemeliharaannya telah selesai.
Untuk keterlibatan dinas tersebut pada pencanangan Medan Bebas Banjir 2022, Alfi kembali menjelaskan bahwa pada tahun ini, dinas yang ia pimpin tidak mengeluarkan anggaran untuk program tersebut. Mengingat tahun lalu, Dinas SDA, Cipta Karya dan Tata Ruang telah menganggarkannya.
“Tahun ini tidak ada. Karena sudah di 2019 kita anggarkan untuk kebutuhan ganti rugi di Sei Babura. Mungkin lebih banyak anggaran pemerintah pusat untuk itu,” sebutnya.
Saat ditanya mengenai kolaborasi Dinas SDA, Cipta Karya dan Tata Ruang dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Alfi menyebutkan bahwa kolaborasi mereka untuk mendukung target produktivitas padi sawah delapan ton per hektar adalah dengan melakukan pemeliharaan irigasi-irigasi yang ada di Sumut tersebut.
“Jadi dari pemeliharaan air sampai ke petak-petak sawahnya itu ada di kita,” sebutnya.
reporter | Erris JN