Kekurangan Pupuk Bersubsidi 2.204.198 Ton, Petani di Sumut “Terancam” Gagal Tanam

kekurangan pupuk bersubsidi

topmetro.news – Komisi B DPRD Sumut yang membidangi pertanian mendesak Mentan (Menteri Pertanian) RI segera menambah kuota pupuk bersubsidi untuk 33 kabupaten/kota di Sumut, karena daerah ini kekurangan pupuk bersubsidi sebesar 2. 204.297 ton.

Desakan itu diungkapkan Ketua dan anggota Komisi B DPRD Sumut Viktor Silaen dan Salmon Sumihar Sagala kepada wartawan, Sabtu (7/3/2020) di DPRD Sumut seusai menerima keluhan petani yang mengaku sangat sulit memperoleh pupuk bersubsidi.

Kekurangan Pupuk Bersubsidi Disaat Musim Tanam

“Pupuk merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan produksi dan produktifitas pertanian. Ketersediaan pupuk di lapangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan harga yang terjangkau menjadi salah satu syarat yang harus bisa dijamin pemerintah,” ujar Viktor Silaen dan Salmon Sagala.

Karenanya, tambah Viktor politisi Partai Golkar Taput ini, terkait alokasi pupuk bersubsidi merupakan kebijakan yang diterapkan pemerintah agar dapat memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pangan serta peningkatan pendapatan petani.

Tapi sangat disayangkan, tambah Salmon Sumihar Sagala, disaat musim tanam dan pemupukan tiba, kerap para petani kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi jenis Urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik, sehingga menimbulkan keresahan bagi petani.

Namun setelah ditelusuri ke berbagai pihak, tambah Salmon Sagala, ternyata pada 2020 ini Sumut kekurangan pupuk bersubsidi sebesar 2. 204.197 ton, sehingga para petani di daerah ini terancam gagal panen.

“Dari laporan Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura Sumut ke lembaga legislatif, pada tahun 2020 ini, mereka telah mengusulkan kuota pupuk bersubsidi sejenis Urea, SP-3, ZA, NPK dan Organik ke Kementan RI untuk jatah petani Sumut sebesar 2. 432.533 ton, tapi hanya direalisasikan sebesar 228.336 ton, sehingga petani sangat kekurangan pupuk bersubsidi.

Pupuk Yang Diusulkan

Adapun perincian jenis pupuk yang diusulkan, ujar anggota dewan Dapil Karo, Dairi dan Pakpak Bharat ini, Urea sebanyak 289.286 ton. Tapi hanya 93. 892 ton diakomodir atau hanya 32 persen, pupuk SP-36 yang diusulkan 209.928 ton, hanya terealisasi 19.170 ton atau 9 persen.

Sedangkan pupuk ZA yang diusulkan 147. 636 ton, tambah Salmon Sagala, hanya dipenuhi 25. 314 ton atau 17 persen, NPK yang diusulkan 407.972 ton hanya terealisasi 60. 488 ton atau 15 persen, pupuk organik yang diusulkan 1. 377. 811 ton hanya terealisasi 29.314 ton atau hanya 2 persen.

Melihat fakta tersebut, ujar Viktor dan Salmon, Komisi B sudah menjadualkan pada pertengahan Maret ini mendatangi Mentan RI di Jakarta, guna mendesak penambahan kuota pupuk bersubsidi untuk Sumut, guna menghindari terancam gagalnya panen petani.

“Komisi B, Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura, PT PIM dan PT Pusri selaku penyalur pupuk bersubsidi sudah sepakat menemui Mentan RI, untuk mendesak penambahan kuota pupuk bersubsidi, guna memenuhi kebutuhan pupuk petani di 33 kabupaten/kota di Sumut,” tambah Viktor senada dengan Salmon.

Penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment