topmetro.news – Ketua Harian BFLF Aceh Singkil Darwis sangat mengapresiasi kerja keras pihak manajemen rumah sakit dalam hal pelayanan. Hal ini dikatakan Darwis pascaperesmian ruang inap VIP RSUD yang dilaksanakan Bupati Aceh Singkil Dulmusrid pada Selasa (10/3/2020) kemarin.
Namun menurut Darwis bahwa ada persoalan yang sudah permanen di rumah sakit tersebut.
“Sebelumnya kami dari BFLF mengapresiasi kerja keras manajemen rumah sakit. Namun ada hal urgen yang sudah menjadi persoalan permanen, belum bisa dipecahkan oleh pihak manajemen maupun Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, seperti bea jasa ambulans,” ucap Darwis, Rabu (11/3/2020).
Bea ambulans memang menjadi tanggungan BPJS. Namun sebelum itu dibayarkan oleh BPJS ke pihak manajemen, maka keluarga pasien yang ingin menggunakan jasa ambulan harus mendahulukan dulu.
Biaya ambulas bagi pasien tanggungan BPJS memang gratis. Akan tetapi bukan berarti pasien yang akan dirujuk tinggal menikmati layanan ambulannnya. Pihak pasien diwajibkan mendahulukan biaya ambulans terlebih dahulu sebesar Rp2 juta rujukan ke Banda Aceh. Atau Rp1,75 juta rujukan ke Kota Medan. Dan pihak BPJS melalui RSUD akan mengembalikan biaya tersebut paling cepat tiga bulan ke depan,” terang Darwis.
BFLF dan RSUD Aceh Singkil
Darwis menambahkan, selama ini pihak RSUD Aceh Singkil dan BFLF sering membantu. Terutama bagi pasien kurang mampu dan emergensi. “Namun tentunya dana kita juga terbatas. Sehingga tidak semuanya dapat menanggulanginya,” kata dia.
“Kita berharap ada solusi dari pemerintah. Sehingga jangan ada kasus penundaan rujukan karena keluarga pasien tidak mampu mendahului biaya ambulans,” pinta Darwis
Sementara itu Direktur RSUD Aceh Singkil Dr Khuzaini mengatakan, bahwa mengenai bea jasa ambulans bagi pasien yang ingin dirujuk tak dapat dibantu pihak manajemen. Hal itu karena terbatasan anggaran.
“Hal ini dikarenakan dana terbatas yang dimiliki pihak RSU. Maka bantuan sangat selektif,” ucap Khuzaini.
“Dana masih tergantung dari kecepatan pembayaran dari pihak RSU. Permasalahan ini bukan hanya terjadi di Aceh Singkil. Namun hampir di seluruh RSU yang ada di Provinsi Aceh,” imbuhnya.
reporter | Rusid Hidayat Berutu
