Anggota DPRD Medan Sebut Kinerja Kadinkes Medan Hanya ‘Copy Paste’

kinerja Kadinkes Kota Medan

topmetro.news – Anggota Pansus LKPj Walikota Medan 2019 kesal dan kecewa dengan kinerja Kadinkes Kota Medan dr Edwin Effendy. Pansus menuding kinerja Kadinkes lemah dan program kegiatan terkesan ‘copy paste’, sehingga laporan amburadul.

Tudingan miring yang dilontarkan dewan sangat mendasar. Sebab, dalam laporan yang disampaikan Kadis banyak kejanggalan. Seperti, yang disoroti anggota Pansus Wong Cun Sen terkait laporan kalibrasi yang tertera Rp500 juta dan itu pun tidak terpakai. Bahkan banyak lagi laporan kegiatan yang tidak terlaksana dengan nilai yang janggal.

“Ini kan asal asalan. Lagian dalam laporan yang menyebut realisasi program yang hanya 32,24 persen sangat kita sayangkan dengan kerja amburadul,” ujar Wong Cun Sen.

Kadis Tertutup

Begitu juga dengan sorotan dari Hendri Duin Sembiring. Keberadaan Kadis Kesehatan dinilai tidak peduli dengan peningkatan kesehatan di kota Medan.

Dilanjutkan Hendri Duin, pantas saja banyak kegiatan tidak terlaksana di 2019 akibat Kadis tidak berkenan bersosialisasi dengan siapa pun. “Ketika kita hubungi, lewat SMS, telepon, WhatsApp baik pagi, siang dan malam tidak pernah direspon. Luar biasa sifat tertutup Kadis. Tujuan kita menyahuti keluhan masyarakat soal kesehatan,” ujar politisi PDIP kecewa.

Sorotan yang hampis sama juga disampaikan Sudari ST. Politisi PAN ini menuding kinerja Kadinkes Kota Medan itu tidak serius. “Banyak anggaran tetapi tidak dijalankan. Pada hal kita hampir setiap hari didatangi warga mengeluh soal kesehatan tidak dapat teratasi,” sebut Sudari.

Ditambahkan Sudari, banyak warga Medan Utara belum mendapatkan kepesertaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) namun diterlantarkan. “Kenapa kepesertaan 12 ribu menjadi anggota PBI dibatalkan, lalu apa solusinya,” ujar Sudari dengan nada tinggi.

“Kalau komunikasi DPRD saja tersumbat dengan Kadis bagaimana pula.dengan masyarakat. Kita miris warga Medan banyak tidak terlayani kesehatan pada hal anggaran terus sisa,” sambung Sudari.

Menanggapi sorotan dewan, dr Edwin Effendy memohon maaf jika dia terkesan sulit dihubungi. “Mungkin karena situasi dan beban tugas yang padat. Tidak akan terulang lagi, karena itu bukan tipe saya,” ujar Edwin.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment