topmetro.news – Alexis Sanchez mengungkap borok di internal Manchester United. Selama memperkuat MU pada Liga Inggris dan ajang lainnya. Ia tidak merasa sebagai keluarga dalam Manchester United, dan menyesali transfernya sejak hari pertama datang ke sesi latihan.
Alexis Sanchez pindah ke Manchester United pada bursa transfer Januari 2018. Ketika itu, United dan Arsenal sepakat melakukan pertukaran pemain. Sanchez menukar Henrikh Mkhitaryan.
Ketika masih membela Arsenal, Alexis Sanchez dikenal sebagai pemain yang haus gol. Ia punya dribble yang bagus, daya juang yang tinggi, serta tampil bagus pada laga-laga besar.
Namun, performa apiknya memudar sejak pindah ke Old Trafford. Dari 45 laga yang memainkan, eks pemain Barcelona hanya mencetak lima gol. Sanchez kemudian meninggalkan Liga Inggris. Manchester United melepasnya ke Inter Milan sejak awal musim 2019/2020.
Alexis Sanchez telah pindah ke Inter Milan secara permanen beberapa waktu lalu. Pemain 31 tahun langsung menyerang mantan klubnya.Ia menyesal pindah ke Old Trafford sejak hari pertama datang ke latihan.
“Setelah sesi latihan pertama saya menyadari banyak hal, saya pulang lalu bertanya kepada keluarga dan manajer saya apakah saya tidak dapat memutuskan kontrak dan kembali ke Arsenal,” buka Alexis Sanchez melansir dari Goal International.
“Ada sesuatu yang tidak cocok dengan saya, tetapi saya sudah meneken kontrak,” imbuh Alexis Sanchez.
Alexis Sanchez Merasa Tak Nyaman
Alexis Sanchez terus merasa tidak nyaman berada pada skuad Manchester United. Pemain asal Chile merasa tidak ada persatuan dalam skuad Manchester United. Mereka tidak menyatu sebagai tim dan itu parah dengan sikap para mantan pemain.
“Para jurnalis bicara tanpa mengetahui dan itu menyakitkan. Mantan pemain juga berbicara dan tidak tahu apa yang terjadi dalam klub. Mereka menyakiti saya,” kata Alexis Sanchez.
Alexis Sanchez mengaku tidak nyaman dengan lingkungan pada Manchester United. Ia tidak merasa ada persaaan sebagai keluarga dalam tim. Sanchez merasa hal itu berdampak pada performanya. Apalagi, dia selalu disalahkan ketika tim meraih hasil buruk.
“Seorang pemain bergantung pada lingkungan internal, bahwa kami perlu menjadi sebuah keluarga. Kami tidak seperti itu. Dan itu tercermin dalam lapangan. Jika seseorang harus tersalahkan, mereka menyalahkan saya.”
“Saya melakukan kritik padanya dan seharusnya bermain lebih baik. Tapi saya selalu tersalahkan, bahkan jika saya bermain selama beberapa menit,” tutup Alexis Sanchez.
reporter | yofe