Pesawat NASA Selidiki Jejak Tata Surya Kuno

Pesawat Nasa

topmetro.news – Pesawat ruang angkasa Origins NASA, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security, Regolith Explorer (OSIRIS-REx) berhasil mendarat di Bennu. Pesawat ini akan mengumpulkan sampel berupa debu atau batu kecil di Bennu dan membawanya ke Bumi.

Para ilmuwan luar angkasa memiliki ketertarikan kepada asteroid kuno yang dikenal dengan Bennu. Bennu terbentuk miliaran tahun lalu dan memiliki jarak lebih dari 321 juta km dari Bumi. Para ilmuwan sedang mencari bahan-bahan seperti batu atau pasir yang dapat membantu kehidupan di Bumi.

Mereka mengumpulkan sampel pada hari Selasa lalu yang dikenal dalam misi Touch and Go (TAG). OSIRIS-REx akan menyimpan benda dari Bennu dalam kargo promodial dan akan memulai perjalanan kembali ke Bumi. OSIRIS-Rex diperkirakan kembali ke Bumi pada Maret 2021 jika berhasil mengumpulkan sampel. Jika tidak, tim akan mempersiapkan upaya lain pada Januari 2021.

“Ini adalah hal pertama bagi NASA untuk menunjukkan bagaimana tim dari seluruh negeri mampu memperluas batas pengetahuan,” kata Administrator NASA Jim Bridenstine.

Bridenstine menambahkan bahwa kerja sama dengan beberapa mitra industri dan akademisi internasional dapat menguatkan data dan analisis. Ia juga percaya bahwa penelitian ini akan menggambarkan bagian dari tata surya paling kuno.

Saat melakukan pendaratan di permukaan Bennu, OSIRIS-REx menembakkan pendorongnya. Pendaratan ini dibantu dengan beberapa komponen seperti bahu, siku, dan pergelangan tangan yang menjadi bagian dari dirinya. OSIRIS-REx membutuhkan waktu sekitar 4 jam saat melakukan pendaratan.

Saat ketinggian 125 meter dari permukaan, pesawat tersebut kembali melakukan manuver untuk menentukan lokasi yang menjadi check point pengumpulan sampel secara tepat.

Pesawat Nasa

Manuver ini dikenal sebagai Nightingale. Sesaat sebelum terjadi kontak dengan permukaan Bennu, pesawat kembali menembakkan dorongan untuk memperlambat penurunan dan menyesuaikan rotasi asteroid. Tempat pendaratan pesawat cukup kecil yang terletak di belahan utara Bennu.

“Ini adalah prestasi yang luar biasa dan kami telah memajukan baik sains dan teknik serta prospek kami untuk misi masa depan dalam mempelajari cerita kuno misterius di tata surya ini,” kata Thomas Zurbuchen, administrator di Direktorat Misi Sains NASA. Zurbuchen sudah tidak sabar lagi ingin melihat benda apa saja yang akan dibawa pulang ke Bumi.

sindonews

Related posts

Leave a Comment