topmetro.news – Sekira 300 orang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) atau 90% warga Desa Aek Mual Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menyambangi Camat Siabu Syukur Soripada Nasution, Jumat (10/3/2023).
Kedatangan warga tersebut diketahui dalam rangka penolakan Keputusan Bupati Madina tentang pengangkatan Nur Ainun SPd seorang guru di SDN 028 Lumban Dolok, menjadi pj kepala desa.
Ketua BPD Desa Aek Mual H Torino Hasibuan kepada sejumlah wartawan menjelaskan bahwa pada Hari Kamis (9/3/2023) kemarin, telah dilakukan musyawarah BPD di Balai Desa Aek Mual yang dihadiri anggota BPD seluruh perangkat desa ,para tokoh dan masyarakat Desa Aek Mual, yang intinya menolak Pejabat Sementara (PjS) Kepala Desa Aek Mual Kecamatan Siabu Kabupaten Madina.
Lebih lanjut Torino menuturkan, sebelumnya mereka telah memohon dan mengusulkan PjS Kades Aek Mual yang berlatar belakang hanya di bidang pemerintahan. Dan oknum itu masih berada di Desa Aek Mual Kecamatan Siabu Kabupaten Madina.
“Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten Madina atau instansi terkait masih memaksakan kehendak dengan alasan apa pun, maka kami masyarakat Desa Aek Mual tetap akan menolak. Dan kemungkinan akan mendatangi instasi terkait,” tegasnya.
Ada pun alasan warga menolak PjS Kades Aek Mual adalah:
Masyarakat Desa Aek Mual tidak setuju dipimpin oleh pjs wanita yang berprofesi sebagai guru (pendidik).
Apabila PjS Desa Aek Mual seorang wanita yang berprofesi sebagai ASN tenaga pendidik (guru), warga kawatir akan terjadi kegaduhan atau gejolak di Desa Aek Mual Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
Warga melihat, masih ada masyarakat Desa Aek Mual yang layak dan pantas memenuhi syarat-syarat untuk menjadi PjS Kepala Desa Aek Mual.
Berubah
Sementara itu Camat Siabu Syukur Soripada Nasution yang dihubungi via selular membenarkan masyarakat Desa Aek Mual datang dengan personil lengkap, mulai dari pengurus desa hingga nazir mesjid.
Dan Syukur mengakui bahwa yang mendatanginya yakni semua perangkat Desa Aek Mual dan perwakilan warga. Maksudnya kedatangan mereka untuk menolak pj kades dan mengaku akan datang lagi jika tidak ada jawaban.
“Mereka kompak di desa. Sejak awal pun kita usulkan Tigor Tarihoran, sesuai hasil musyawarah Desa Aek Mual. Tiba-tiba berubah,” katanya.
reporter | Jeffry Barata Lubis
