topmetro.news – Pemilihan Presiden di Indonesia sebentar lagi akan dilaksanakan di tahun 2024, tepatnya pada 14 Februari. Terdapat tiga pasang calon presiden dan calon wakil presiden yang akan memperebutkan kursi tertinggi pemimpin Negara Republik Indonesia.
Pasangan Nomor Urut 1 Pasangan Anies Baswedan Muhaimin Iskandar, Nomor Urut 2 Pasangan Prabowo Subianto Gibran Rakabuming, Nomor Urut 3 Pasangan Ganjar Pranowo Mahfud MD.
Gagasan-gagasan, visi-misi, dan fakta-fakta terus disampaikan oleh masing-masing pasangan capres/cawapres yang akan bertanding, guna menarik minat dan simpati masyarakat, untuk mendulang suara agar menjadi pemenang.
Gagasan, visi-misi, serta fakta yang disampaikan oleh masing-masing calon pun beragam. Ada yang bersifat rasional, namun juga banyak pula yang bersifat tidak rasional.
Misalnya ada satu momen, di mana ketika calon presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan, saat debat capres putaran pertama, Selasa malam (12/12/2023), saat menanggapi pertanyaan dari Capres Nomor Urut 2, terkait dengan anggaran DKI Jakarta yang berjumlah Rp80 triliun.
Isi pertanyaan Capres Nomor Urut 2, yakni, saat Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta yang saat itu memiliki tingkat indeks polusi udara tertinggi di dunia, apa yang Anies lakukan untuk menanggulangi persoalan tersebut. Apalagi mengingat anggaran DKI Jakarta saat itu sangat besar yaitu Rp80 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Anies menyalahkan udara yang berhembus dan masuk ke Jakarta. Sehingga menurut Anies, membuat polusi udara di Jakarta bertambah.
Selanjutnya Anies juga mengatakan DKI Jakarta sudah memiliki alat pendeteksi polusi udara. Sehingga bisa mengetahui tingkat polusi udara yang terjadi di DKI Jakarta pada saat itu. “Sedangkan Lampung dan daerah Sumatera lainnya, tidak memiliki alat pengukur polusi udara,” ujar Anies saat menanggapi pertanyaan Prabowo Subianto.
Anies juga mengatakan, harus berbicara pakai fakta bukan pakai fiksi. Namun fakta yang terjadi malah sebaliknya, Anies yang saat itu mengatakan Lampung tidak memiliki alat pendeteksi udara, faktanya mengatakan hal yang berbeda. Ternyata Lampung sudah memiliki stasiun pemantau kualitas udara ambien (SPKUA) di Bandar Lampung. Termasuk di 37 lokasi kabupaten kota lainnya.
Fakta ini disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Emilia Kusumawati. Apakah ini yang dikatakan pakai fakta, tetapi kenapa Lampung yang terkena fitnahnya?
Menanggapi statemen Capres Nomor Urut 1 tersebut, Ade Jona sebagai Ketua TKD Prabowo Gibran Sumatera Utara mengatakan, apa yang disampaikan Prabowo membuat masyarakat lebih yakin untuk memilih Capres Nomor Urut 2. Karena pernyataan-pernyataan yang disampaikan Prabowo Subianto semuanya berbicara fakta, apa adanya, dan tidak mengada-ada.
“Sehingga dengan kejadian seperti ini, saya yakin elektabilitas Pak Prabowo akan naik. Karena Beliau selalu berbicara fakta. Sehingga masyarakat lebih percaya kepada Pak Prabowo,” ujar Ade Jona.
sumber | RELIS