Bupati Madina Diminta Segera Pindahkan Pedagang Pasar Relokasi ke Pasar Baru

pedagang pasar

TOPMETRO.NEWS – Pedagang pasar pagi yang kini berjualan di relokasi pasar baru tampaknya mulai getar-getir.
Hal ini lantaran Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) tidak memperpanjang sewa lokasi pasar itu.

Selain itu gedung Pasar Baru Panyabungan telah selesai dan siap digunakan bagi para pedagang sayur, bumbu dan ikan serta ayam yang sebelumnya berdagang di pasar Panyabungan sebelum terbakar.

Menurut beberapa pedagang biaya sewa yang dikutip pemilik lokasi di pasar relokasi ini ‘mencekik leher’.
Sehingga mereka meminta Bupati Madina, Saipullah Nasution segera ikut merelokasi mereka ke kompleks gedung pasar baru.

Salah satu pedagang RK menjelaskan, biaya sewa lapak di pasar relokasi bisa mencapai Rp 20.000,- per hari. Ini sangat berat bagi para pedagang, dengan kondisi ekonomi yang sangat tidak menentu.

“Biaya sewanya berat. Rp20.000 per hari dikali satu minggu, dikali satu bulan. Kalau dihitung-hitung sebenarnya lebih murah sewa lapak di lokasi komplek pasar baru. Karena itu, kami minta Pak Bupati untuk segera memperhatikan kondisi kami,” sebutnya kepada wartawan, Selasa 26 Agustus 2025.

RK yang sehari-hari berjualan sayuran mengaku akibat biaya sewa yang cukup tinggi, dirinya harus mencari penghasilan setidaknya Rp50.000. Dan ini cukup berat!

Pedagang pasar2

“Harus dapat untung Rp50.000 paling tidak. Kalau tidak, nombok (rugi,red),” keluhnya.

Senada dengan RK, TL yang berjualan bumbu juga mengeluhkan hal ini. TL bercerita wacana pemindahan para pedangan dari pasar relokasi ini sudah ada cukup lama.

Namun tampaknya, pihak Pemkab Madina tak pernah merealisasikannya.

“Sudah sering kami dipanggil untuk berdiskusi. Kami semua sepakat untuk pindah, tapi sampai sekarang belum juga terealisasi. Kami mohon Pak Bupati, perhatikan kami pedagang kecil ini,” tutur TL.

TL juga menuturkan, informasi yang dia dengar, proses pemindahan ini masih menunggu persetujuan dari Bupati Madina, Saipullah Nasution. Sehingga para pedagang basah (sayur, daging, ikan dan bumbu.red) masih belum bisa menikmati komplek pasar baru.

“Pak Bupati, kami mohon berilah perhatian kepada kami para pedagang kecil ini. Kami ingin juga secepatnya merasakan fasilitas di Komplek Pasar Baru. Agar kami tidak terbebani biaya sewa yang cukup besar,” harapnya.

Hal senada juga dikeluhkan pedagang kios yang sekarang menempati kompleks pasar baru.

Para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli yang singgah ke komplek pasar baru. Menurut mereka, sepinya pembeli karena konsentrasi pasar baru terpecah.

“Pembeli enggan datang khusus untuk beli baju. Kalau dulu, di pasar relokasi karena ada pedagang sayur, dan bumbu, otomatis banyak yang datang. Niatnya tak mau beli baju, karena terlihat baju akhirnya beli,” ungkap SR, salah satu pedagang kain di Kompleks Pasar Baru.

Selain itu SR pun mengatakan, akibat sepinya pengunjung di komplek pasar baru, pembayaran sewa kios pun terancam telat. Hal ini karena, biaya sewa kios mereka, telah diputarkan ke modal untuk berdagang.

“Jatuh tempo itu bulan 9. Kalau kondisinya seperti ini, sudah pasti biaya sewa pasti terlambat. Bahkan tak bisa bayar biaya sewa,” tegasnya. (Jbl)

Related posts

Leave a Comment