Militer Israel Melancarkan Serangan Udara Besar-besaran ke Lebanon Selatan

militer israel melancarkan serangan

topmetro.news, Beirut – Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon selatan pada Kamis, (6/11/2025), setelah mengeluarkan perintah evakuasi untuk beberapa lokasi, dengan dalih kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, sedang berusaha membangun kembali kemampuan militernya di sana.

Perintah dan serangan tersebut terjadi meskipun ada kesepakatan gencatan senjata yang disepakati setahun lalu, yang dimaksudkan untuk mengakhiri lebih dari setahun pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran, dan setelah berbulan-bulan upaya militer Lebanon untuk membersihkan lokasi-lokasi Hizbullah di selatan.

Kementerian Kesehatan Lebanon, yang mengumumkan jumlah korban awal, menyatakan bahwa satu orang terluka dalam pengeboman sore hari setelah satu orang tewas dalam serangan sebelumnya pada hari yang sama.

Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengeluarkan tiga perintah evakuasi serentak di X pada Kamis pukul 15.00 waktu setempat, dengan peta yang menunjukkan bangunan-bangunan di desa Aita al-Jabal, Al-Tayyiba, dan Tayr Debba. Dua perintah lagi kemudian dikeluarkan untuk kota-kota lain di selatan. Lokasi-lokasi tersebut berkisar dari hanya 4 km (2,5 mil) dari perbatasan Israel hingga hampir 24 km di utara perbatasan.

Perintah tersebut memerintahkan penduduk untuk menjaga jarak 500 meter dari lokasi-lokasi yang telah diidentifikasi. Kantor berita pemerintah Lebanon melaporkan bahwa pertahanan sipil Lebanon membantu warga untuk mengungsi. Serangan udara dimulai sekitar satu jam setelah perintah dikeluarkan, mengirimkan kepulan asap tebal ke langit.

Kekhawatiran meningkat di Lebanon bahwa Israel dapat melanjutkan kampanye pengeboman udara besar-besaran, terutama setelah para pemimpin Israel memperingatkan mereka akan mengambil tindakan terhadap Hizbullah jika Lebanon tidak meningkatkan upaya untuk melucuti senjata kelompok tersebut.

“Kita berada dalam situasi yang sangat berbahaya; jika keadaan terus seperti ini… maka semua harapan hilang. Tidak ada yang tahu ke mana konsekuensi dari masalah ini akan mengarah,” kata Farid Nahnouh, Wali Kota Tayr Debba, sebagaimana dilansir Reuters.

Meskipun Israel telah melancarkan serangan yang sering menargetkan apa yang disebutnya sebagai lokasi militer Hizbullah dan anggota kelompoknya yang berada di Lebanon selatan selama setahun terakhir, serangan tersebut jarang disertai perintah evakuasi.

“Israel akan terus mempertahankan seluruh perbatasannya, dan kami juga terus mendesak penegakan penuh perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel,” ujar juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, kepada wartawan pada hari Kamis.

Bedrosian mengatakan Israel tidak akan membiarkan Hizbullah mempersenjatai kembali atau memulihkan kekuatan militer yang hancur akibat perang darat dan udara Israel pada tahun 2023-2024.

Hizbullah mengatakan pada Kamis bahwa mereka berkomitmen pada gencatan senjata, tetapi tetap memiliki “hak yang sah” untuk melawan Israel. Hizbullah menolak untuk melucuti senjata sepenuhnya, tetapi tidak menghalangi upaya militer di selatan dan tidak menembaki Israel sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku tahun lalu.

Pasukan Sementara PBB di Lebanon mengatakan serangan udara Israel merupakan pelanggaran nyata terhadap resolusi Dewan Keamanan 1701, yang diadopsi pada tahun 2006 dengan tujuan menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.

“Kami menyerukan kepada Israel untuk segera menghentikan serangan-serangan ini dan semua pelanggaran resolusi 1701. Demikian pula, kami mendesak para aktor Lebanon untuk menahan diri dari segala respons yang dapat memperburuk situasi,” tambah UNIFIL dalam sebuah pernyataan. Militer Lebanon dalam sebuah pernyataan mengutuk serangan tersebut, menyebutnya sebagai “kelanjutan dari pendekatan destruktif musuh yang bertujuan merusak stabilitas Lebanon dan memperluas kehancuran di selatan.”

sumber:okezone

Related posts

Leave a Comment