topmetro.news – Mendengar masih ada siswa terpaksa belajar dilantai beralaskan tikar di SMP Negeri I Tiganderket, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo membuat Bupati Karo, Terkelin Berahmana angkat bicara. Bahkan dalam bincang-bincang tersebut terlihat wajahnya menunjukkan kekesalan dan menuding ketidak mampuan kepala sekolahnya.
“Berarti kepala sekolahnya gak becus, ganti saja. Ngapain dipertahankan jika gak becus mengelola sekolah yang dipimpinnya. Kemana dibuatnya dana BOS itu, masak dibiarkan murid belajar dilantai,” ujar Bupati, di depan ruang kerjanya, pada Kamis (19/04/2018).
Ditambahkan Terkelin Berahmana lagi, kalau memang karena kekurangan mobiler tidak mungkin kita tolerir lagi.
“Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) setiap tahunnya ada. Tentu tidak ada salahnya sebahagian dana itu dialokasikan untuk perbaikan ataupun pengadaan mobiler baru,” tambahnya.
Kepala sekolah adalah guru juga yang mendapat tugas tambahan untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar. Juga orang yang paling bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar maupun kelengkapan sarana prasarana. Termasuk juga untuk menciptakan kondisi yang aman, nyaman pada lingkungan sekolah.
Melihat kondisi SMP Negeri I Tiganderket ini, sepertinya sangat patut diduga ketidak seriusan kepala sekolahnya, Perkasa Ukuren Meliala sebagai pemimpin. Kepala Sekolah terkesan cuek dan tidak mau tahu serta kurang tanggap akan kelancaran belajar mengajar. Apalagi saat-saat menjelang ujian akhir yang akan dimulai hari Senin mendatang.
“Bagaimana mungkin bisa lancar kalau bangku-bangku dan meja sangat tidak layak pakai masih digunakan disetiap kelas. Apa kata Kepala Dinas jika kondisi sekolah seperti itu?, Kepala Sekolahnya harus segera diganti kalau gak becus. Jangan tunggu lama-lama atau mempertahankannya memimpin sekolah tersebut. Bikin malu saja, Ya sudah, nanti saya panggil Kadisnya agar segera memproses pergantian kepala sekolahnya,” ujar Bupati.
Tidak hanya sebatas kekurang tanggapnya kepala sekolah, bahkan beberapa guru dan siswa mengeluhkan kehadiran kepala sekolah mengawasi kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Jarang Masuk
“Kepala sekolah kami jarang masuk. Kepala sekolah kami hanya masuk pada waktu upacara saja. Habis upacara langsung meninggalkan lokasi sekolah. Itupun hanya hari Senin saja. Katanya ada urusan dinas di Kantor Dinas Pendidikan di Kabanjahe,” kata salah seorang guru yang tak ingin namanya disebutkan.
Sekedar mengingatkan siswa SMP Negeri I Tiganderket Kecamatan Tiganderket Karo yang beragama Katholik harus belajar dilantai beralaskan tikar kerena ketiadaan mobiler. Juga lingkungan sekolah terlihat sangat gersang. Sampah-sampah berserakan dilingkungan sekolah. Pintu-pintu sekat ruangan sudah jebol sehingga dari ruangan yang bersebelahan bisa saling pandang memandang.(TMD/Carles)