topmetro.news – Menjelang Pilpres 2019, saat ini sedang beredar hastag: coblos baju putih (#coblosbajuputih) di media sosial. Hastag itu diedarkan oleh para pendukung Jokowi-Ma’ruf dan kini sudah banyak ditemukan di berbagai grup medsos, mulai dari Facebook, WhatsApp, dan lainnya.
Pantauan topmetro.news, Senin (25/3/2019), hastag coblos warna putih itu menarik perhatian netizen dan kemudian ikut menyebarkannya.
Kurang jelas siapa yang mengedarkan lebih dahulu dan apakah ada hubungan dengan hastag yang sebelumnya beredar soal permintaan agar lembaga asing memonitor Pemilu di Indonesia.
Namun ada dugaan, bahwa hastag itu berhubungan dengan ucapan Jokowi saat kampanye di Kota Serang kemarin. Memang dalam surat suara untuk Pilpres 2019, Jokowi dan Ma’ruf Amin berfoto dalam balutan pakaian putih.
BACA JUGA | 5.000 Kader PKPI Deklarasi Menangkan Jokowi-Ma’ruf
Coblos Baju Putih
Sebagaimana diberitakan, Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat untuk memilih pasangan calon yang berbaju putih pada 17 April 2019 mendatang, saat proses pencoblosan suara.
Yang dimaksud Jokowi tentunya adalah dirinya dan Ma’ruf Amin, yang memakai pakaian berwarna putih dalam foto surat suara.
“Saya titip. Ingat, bahwa hari Rabu, 17 April 2019, jangan lupa, pilih yang bajunya putih. Saya ulang, pilih yang bajunya putih,” kata Jokowi dalam kampanye terbuka di Stadion Maulana Yusuf, Kota Serang, Minggu (24/3/2019).
Pernyataan Jokowi soal coblos baju putih itu pun disambut sorak sorai puluhan ribu masyarakat Serang yang hadir. Selanjutnya, Jokowi menegaskan bahwa dirinya dan Kiai Ma’ruf memilih simbol putih.
“Karena putih adalah kita,” kata Jokowi. Dia mengulangi kata-kata itu hingga tujuh kali.
BACA JUGA | Trans Papua Bukti Komitmen Jokowi Bangun Wilayah Terisolasi
Selanjutnya Jokowi melakukan simulasi pencoblosan surat suara, didampingi Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto dan pembawa acara, Jokowi melakukannya di hadapan peserta acara.
Ucapan Jokowi soal baju putih inilah yang kemudian diduga munculnya hastag coblos baju putih. Sepertinya, cara kampanye seperti itu menarik minat para nerizen, yang sepertinya sudah gerah dengan hoax dan ‘black campaign’.
berbagai sumber