topmetro.news – Jumlah korban yang tewas dalam rangkaian ledakan bom di hotel dan gereja di Sri Lanka hari ini, Minggu (21/4/2019), sudah mencapai 42 orang. Sebelumnya diberitakan, korban ledakan bom yang tewas, sedikitnya 20 orang.
Di antara 42 orang korban tewas itu, sebagian di antaranya sedang merayakan Ibadah Paskah.
Polisi setempat mengatakan, ledakan terjadi di tiga hotel mewah dan sebuah gereja di ibu kota Sri Lanka, Colombo. Dua gereja lain juga terkena ledakan. Satu berlokasi di dekat Colombo dan lainnya di timur Sri Lanka. Dipastikan satu korban tewas di Cinnamon Grand Hotel, dekat rumah dinas perdana menteri.
“Sekitar 80 korban luka sudah dirawat. Tetapi masih banyak yang belum terdata,” kata seorang petugas di Colombo National Hospital kepada AFP.
Polisi belum bisa memastikan penyebab ledakan maupun motif pelaku.
BACA JUGA | Ledakan Bom Hari Paskah di Sri Lanka, Puluhan Tewas
Korban Ledakan Bom
Sebagaimana diberitakan, ledakan bom menghantam gereja dan hotel di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019) waktu setempat. Umat Kristiani Sri Lanka tengah merayakan Hari Paskah saat ledakan menghantam gereja. Akibat ‘ledakan Paskah’ tersebut, puluhan meninggal dan 200 orang terluka.
Seperti dilansir BBC, laporan menyebut ada enam ledakan. Tiga di antaranya merupakan Gereja di Kochchikade, Negombo, dan Batticaloa. Sementara hotel yang menjadi target yakni The Shangri La, Cinnamon Grand, dan Kingsburry. Semua hotel berada di Kolombo.
Media Sri Lanka melaporkan, turis asing kemungkinan ikut menjadi korban ledakan bom. Belum ada satu pihak pun yang mengaku bertanggung jawab.
“Terdapat serangan bom di gereja kami. Silakan datang dan bantu jika anggota keluarga Anda ada di sana,” tulis sebuah unggahan dalam Bahasa Inggris di halaman Facebook Gereja St Sebastian di Katuwapitiya di Negombo.
Hanya sekitar enam persen dari mayoritas Buddhis Sri Lanka yang beragama Katolik. Meski agama dipandang sebagai kekuatan pemersatu karena mencakup orang-orang yang berasal dari kelompok Etnis Tamil dan mayoritas Sinhala.
berbagai sumber
