Topmetro.News – Evakuasi ratusan mahasiswa dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah perguruan beberapa pekan terakhir ini, pasukan Marinir dan Brimob ‘turun tangan’. Diperkirakan kurang lebih 400 mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta, Universitas Muhammadiyah, Universitas Nasional, Universitas Pamulang dan Universitas Padjajaran terjebak di tengah-tengah massa perusuh yang melempari petugas pengamanan.

Evakuasi Ratusan Mahasiswa dari Berbagai Perguruan
Para mahasiswa yang terjebak dalam aksi demonstrasi di DPR RI pada Senin (30/9/2019) malam sekitar pukul 22.00 WIB berkumpul di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Lembaga Kedokteran Gigi (Ladokgi) TNI Angkatan Laut R.E. Martadinata, Jalan Farmasi No. 1, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Dalam keputusasaan, ratusan mahasiswa seperti mendapat angin segar ketika mengetahui Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. memerintahkan kepada Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Danyonmarhanlan) Jakarta Letkol Mar Ahmad Hadi Al-Hasni agar menyiapkan kendaraan untuk evakuasi ratusan mahasiswa.

Siapkan 8 Truk Marinir
Atas perintah Panglima TNI itu, satuan Marinir menyiapkan 8 (delapan) truk untuk mengevakuasi para mahasiswa agar segera dapat keluar dari area kerusuhan dan diangkut ke kampus masing-masing.
Setelah Letkol Mar Ahmad Hadi Al-Hasni (Danyonmarhanlan) dan Kombes Pol Hary Kurniawan (Kapolresta Jakarta Pusat) melakukan negosiasi dengan perwakilan mahasiswa yang terjebak kerusuhan massa, pukul 23.00 WIB para mahasiswa itu akhirnya bersedia diangkut dan diantar ke kampus masing-masing.
Evakuasi terhadap para mahasiswa itu merupakan salah satu bukti soliditas TNI-Polri di tingkat bawah.

Kerusakan Akibat Anarkis Perusuh
Dalam perjalanan pulang, para mahasiswa melihat dengan mata kepala masing-masing, kerusakan yang disebabkan aksi anarkis para perusuh yang menunggangi aksi damai unjuk rasa mahasiswa.
Terjebaknya ratusan mahasiswa juga mengindikasikan bahwa niat baik mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya ternyata masih ada segelintir orang yang memanfaatkan untuk mencari keuntungan kelompoknya.
baca juga | Untung Ada TNI, Bersama Masyarakat, NKRI Utuh Terjaga
Seperti disiarkan Topmetro.News sebelumnya, untunglah ada TNI. Itu yang ada dalam pikiran penulis manakala beberapa waktu lalu, penulis membaca berita tentang penemuan seorang anak yang hilang atas nama Johanis Kanimu berusia 13 tahun. Konon anak tersebut tersesat selama dua pekan di dalam hutan, karena terpisah dengan orang tuanya ketika sedang berburu di Kampung Tanas, Distrik Elikobel, Kabupaten Merauke-Papua.
Ya, anggota Yonif MR (Batalyon Infanteri Mekanis Raider) 411/Pandawa Kostrad yang sedang bertugas sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia–Papua Nugini (RI-PNG), berhasil menemukan anak yang hilang itu.
Sekadar diketahui 8 orang personel Yonif 411/Pandawa Kostrad di Pos Kalimaro selanjutnya mengantarkan Johanis Kanimu kepada kedua orang tuanya. Kedua orang tua itu bernama Melianus Kanimu dan Sensea Ndiken. Mereka berada di sebuah perkampungan di Obaathrow, Distrik Jagebob. Diketahui pula, ikhwal penemuan anak hilang yang tersesat di hutan selama dua pekan itu awalnya diterima info dari warga setempat.
reporter | jeremitaran
kiriman | Puspen TNI