Terjerat ITE, Terdakwa Isan: Saya Justeru Korban dan Merugi Rp580 Juta

terdakwa pencemaran nama baik

topmetro.news – Perkara pencemaran nama baik melalui postingan di WhatsApp (WA) Grup MIA, Selasa (19/5/2020), berlanjut di Ruang Cakra 6 PN Medan. Agendanya adalah mendengarkan keterangan Isan Wijaya sebagai terdakwa pencemaran nama baik.

Dalam keterangannya di hadapan majelis hakim diketuai T Oyong, Isan Wijaya mengaku justeru menjadi korban dalam perkara tersebut.

“Prinsip saya waktu itu, saya tidak mau kehilangan kawan Yang Mulia. Namun setahu bagaimana malah saya pula yang dilaporkan ke Poldasu,” terangnya.

Karena terlalu percaya, Isan Wijaya juga tertipu. Karena secara bertahap menyerahkan uang (total) Rp500 juta untuk pengurusan kasusnya yang dilaporkan ke Polda Sumut.

Bukan Penghinaan

Sementara itu saksi ahli bahasa dari Balai Bahasa Sumatera Utara Juliana yang dihadirkan oleh pihak terdakwa mengatakan, bahwa postingan tersebut bukan bentuk atau bermuatan penghinaan jika dapat dibuktikan.

“Jadi postingan terdakwa dapat dikatakan suatu penghinaan apabila postingan terdakwa ternyata ada satu perbuatan yang tidak dapat dipertangungjawabkan. Maka jika tidak, postingan itu bukan suatu penghinaan,” tutur Juliana.

Secara terpisah Roy Fernando Salim Sinaga selaku penasihat hukum (PH) terdakwa usai persidangan menyebutkan, bahwa fakta yang terungkap di persidangan adalah kliennya hanya menyampaikan imbauan kepada para member.

Pengacara Kaleng-kaleng

“Dalam keterangan terdakwa sudah membuka fakta hukum sebenarnya. Bahwa postingan itu untuk mengimbau kepada para member supaya berhati-hati. Karena ada pengacara kaleng-kaleng yang mau memeras. Jadi kata-kata ini ditujukan kepada Salim Indra Gunawan yang telah memeras terdakwa,” imbuhnya.

Roy juga berpesan agar rekan terdakwa Isan Wijaya kembali ke jalan yang benar dan bertobat.

“Saya hanya ingin menyampaikan bertobat lah kamu Salim Indra Gunawan. Sekali kamu tanam pohon duri maka kamu akan kena duri dari pohon yang kamu tanam sendiri,” tandas Roy Sinaga.

reporter | Robert Siregar

Related posts

Leave a Comment