Kisah Haru, Akhirnya Istri Fidelis Ar Meninggal Karena Tak Konsumsi Ganja

TOPMETRO.NEWS – Berawal dari unggahan pengguna Facebook Gunawan Mashar, netizen dihebohkan dengan kisah pasangan suami istri di Sanggau, Kalimantan Barat yang akhirnya terpisah lantaran ganja.

Bukan karena pengedar atau penyalahgunaan ganja, tetapi sang istri, Yeni Riawati meninggal lantaran tidak mengkonsumsi ganja untuk pengobatannya.

Mirisnya lagi, Yeni Riawati tidak mengkonsumsi ganja lantaran suaminya yang bernama Fidelis Ari Sudawoto ditangkap polisi.

Istri Fidelis Ari mengidap penyakit langka yakni Syringomyelia dan pihak keluarga telah mengupayakan semua pengobatan medis maupun non medis.

Sayang hal itu tak berhasil hingga akhirnya pihak keluarga Fidelis Ari Sudarwoto terpaksa menggunakan ganja sebagai pengobatan alternatif lain.

Dilansir dari wikipedia Syringomyelia merupakan penyakit kista berisi cairan dalam sumsum tulang belakang.

Seiring berjalannya waktu, kista tersebut bisa membesar dan menjalar ke bagian tubuh lain sehingga menyebabkan rasa nyeri tak tertahankan hingga kerusakan tulang.

Penyakit ini disebabkan oleh adanya tumor pada sumsum tulang belakang, cedera dan kerusakan saraf tulang belakang.

Kisah tragis dan haru datang dari Sanggau, Kalimantan Barat.

Berawal dari unggahan pengguna Facebook Gunawan Mashar, netizen dihebohkan dengan kisah pasangan suami istri yang akhirnya terpisah lantaran ganja.

Bukan karena pengedar atau penyalahgunaan ganja, tetapi sang istri, Yeni Riawati meninggal lantaran tidak mengkonsumsi ganja untuk pengobatannya.

Mirisnya lagi, Yeni Riawati tidak mengkonsumsi ganja lantaran suaminya yang bernama Fidelis Ari Sudawoto ditangkap polisi.

Istri Fidelis Ari mengidap penyakit langka yakni Syringomyelia dan pihak keluarga telah mengupayakan semua pengobatan medis maupun non medis.

Sayang hal itu tak berhasil hingga akhirnya pihak keluarga Fidelis Ari Sudarwoto terpaksa menggunakan ganja sebagai pengobatan alternatif lain.

Dilansir dari wikipedia Syringomyelia merupakan penyakit kista berisi cairan dalam sumsum tulang belakang.

Seiring berjalannya waktu, kista tersebut bisa membesar dan menjalar ke bagian tubuh lain sehingga menyebabkan rasa nyeri tak tertahankan hingga kerusakan tulang.

Penyakit ini disebabkan oleh adanya tumor pada sumsum tulang belakang, cedera dan kerusakan saraf tulang belakang.

Pria yang akrab disapa Ari tersebut menuturkan bahwa ia mengetahui kegunaan ganja tersebut dari beberapa situs media asing.

Ia menemukan artikel di Google, tentang ekstrak daun Cannabis Sativa alias ganja yang bisa meringankan sakit nyeri yang dirasakan sang istri dan berharap ada keajaiban setelah mengkonsumsi ganja tersebut.

Benar saja, dalam kisah itu disebutkan bahwa setelah rutin mengkonsumsi ekstrak ganja keadaan istrinya mulai membaik.

“Yang sebelumnya susah tidur, setelah mengkonsumsi ekstrak ganja, bisa nyenyak, yang mulanya susah makan, kini sudah mulai makan, yang semula tidak mau berbicara, kini sudah pandai bercerita, termasuk cerita masa lalunya,” demikian yang ditulis Gunawan Mashar.

“Sejak menggunakan ekstrak ganja itu memang adik ipar saya sudah menunjukkan tanda-tanda kesembuhan,” kata Yohana, kakak kandung Fidelis Ari Sudarwoto.

Namun sayang, belum sempat menyembuhkan sang istri, Fedelis tertangkap tangan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sanggau, Kalimantan Barat dengan barang bukti 39 batang ganja yang ia tanam.

Yeni dirawat di RSUD Sanggau ketika Fedelis ditahan dan anak-anaknya tinggal bersama neneknya.

Diduga kuat, penyebab semakin parahnya penyakit Yeni karena sudah lama tidak mendapatkan pengobatan dari sang suami berupa racikan ganja.

Seakan nasib sedang tak berpihak pada Ari, setelah 32 hari ditahan polisi sang istri yang tidak mendapatkan pengobatan akhirnya meninggal dunia.

Pada Senin, (27/3) Fedelis Ari dikawal ketat oleh petugas BNNK Sanggau dan pihak kepolisian Polres Sanggau ia diijinkan pulang menjenguk jasad sang istri untuk terakhir kali.

Mengenakan pakaian serba hitam, Ari menghampiri sang anak yang tengah duduk sendirian di teras rumahnya.

Ia memegan pundak buah hatinya dan seakan mengatakan sesuatu.

Perasaan sedih terpancar dari keduanya, anak lelakinya itu nampak diam dan menundukan kepala.

Atas kejadian ini, justru Fidelis banyak mendapatkan dukungan, salah satunya dari LBH Masyarakat.

Dilansir dari Kompas.com oleh Grid.ID, LBH Masyarakat bersama sejumlah organisasi kemasyarakatan lain pun meminta penghentian penyidikan terhadap kasus Fidelis ini.

Mereka juga mendorong agar ada revisi aturan yang memungkinkan ganja digunakan sebagai pengobatan.(TMN)

Related posts

Leave a Comment