Gubernur Sumut Sambut Baik Program Santripreneur Berbasis UKMK Sawit

gubernur sumut ukmk sawit

topmetro.news – Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi akan segera menindaklanjuti arahan Pemerintah Pusat, dalam pengembangan potensi Santripreneur berbasis Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Sawit, sebagai program pemberdayaan ekonomi daerah.

Hal itu dikatakan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat mengikuti kegiatan seminar launching, pengembangan potensi Santripreanur berbasis UKMK Sawit. Yang secara virtual bersama Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Riau dan Gubernur Sumatera Selatan.

“Segera akan kami tindaklanjuti. Kami akan mengajak seluruh 33 kabupaten/kota yang ada pada Sumut, untuk dapat mengembangkan potensi kelapa sawit ini pada seluruh santri,” ucap Edy Rahmayadi, Kamis (1/10/2020) dalam Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan.

Gubernur Sebut di Sumut terdapat 283 Pondok Pesantren

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menuturkan, di Sumut terdapat 283 pondok pesantren yang tersebar ke seluruh kabupaten/kota, antaranya terdapat 3 pondok pesantren yang tertua yaitu Pondok Pesantren Maslurah (1912), berada di Kabupaten Langkat, Madrasah Maktab Islamiyah Tapanuli (1975) berada pada Kota Medan. Dan Pondok Pesantren Mustafawiyah Purba Baru berdiri tahun 1920, berada pada Tapanuli Selatan oleh Syaikh Musthafa Husain.

“Dengan jumlah sekitar 100.000 santri yang adadi Sumut saat ini, menunjukkan bahwa banyak potensi berwirausaha yang dapat berkembangkan dari para santri,” kata Edy.

Untuk luas perkebunan kelapa sawit di Sumut, mencapai 1.312.913,70 hektare (Ha). Dari jumlah tersebut seluas 553.992,63 Ha (42,20%), antaranya terkelola oleh perusahaan perkebunan swasta. Sekitar 439.315,00 Ha (33,50%) merupakan perkebunan sawit rakyat. Kemudian 319.606,07 Ha (24,20%) terkelola perusahaan perkebunan negara.

Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, dalam arahannya sekaligus membuka seminar tersebut mengatakan, pemerintah berupaya meningkatkan ekonomi syariah untuk pondok pesantren, dengan basis koperasi. Pesantren memiliki ciri khas dan kemandirian, dalam masyarakat yang berorientasi meningkatkan kesejahteraannya.

“Pemerintah menyambut baik program Santripreanur ini, yang mengharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Saya menyebutnya dengan Gus Iwan, yakni bagus ngajinya tapi juga usahawan. Kita mengharapkan pesantren juga menjadi pusat inovasi dan pemberdayaan ekonomi selain dakwah,” ucap Ma’ruf Amin.

Dijelaskannya, industri kelapa sawit memiliki peran strategis yang menghasilkan 50% pangsa pasar dunia. Pada tengah pandemi kinerja ekspor mengalami penurunan, justru dalam negeri masih tumbuh positif.

Menteri Keuangan Nyatakan Kelapa Sawit Kegiatan Perkebunan yang Sangat Penting di Indonesia,

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, seminar ini merupakan kombinasi yang sangat baik. Kelapa sawit merupakan kegiatan perkebunan yang sangat penting Indonesia, yang akan menciptakan dampak positif pada pondok pesantren dan negara.

“Kelapa sawit memiliki nilai tambah sektor hilir sangat besar. Indonesia masih memiliki potensi, hilirisasi akan menciptakan kegiatan ekonomi. Namun juga kesempatan kerja dan kemandirian sektor pangan,” ucap Sri Mulyani, sembari berharap industri kelapa sawit, menjadi motor penggerak menciptakan kesejahteraan.

Sri Mulyani mengajak para santri yang ingin menjadi entrepreneur, untuk dapat memiliki ide, meraih kesempatan dengan mengetahui risiko. Lalu berani mengambil tindakan. Bagi para santri juga dapat bekerja sama dengan dinas koperasi, dan permodalan lainnya.

“Kerja sama pemerintah, akademisi dan swasta akan dapat memberikan manfaat yang baik. Perhatian Pemda dapat melakukan kombinasi, dengan menggunakan dana desa/BUMDes yang berbasis syariah. Pemimpin menjadi pembimbing dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan Santripreneur ini harus terus menintkat dengan bantuan Pemda,” katanya.(TMN-ERRISJN)

Related posts

Leave a Comment