1 Mei, Ribuan Buruh Siantar-Simalungun Demo Besar-besaran

TOPMETRO.NEWS – Kaum pekerja di dua daerah Siantar-Simalungun hingga kini belum mendapatkan hidup layak atas upaya kerja kerasnya. Selain itu, buruh juga sering diperlakukan kasar hingga mengalami penindasan dan perampasan hak.

Sementara hasil dari kerja keras itu, para pemilik modal mendapatkan untung yang besar. Namun, hak-hak karyawannya masih jauh dari sejahtera. Sialnya lagi, tak sedikit buruh belum didaftarkan perusahaan tempatnya bekerja mendapatkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

Atas keprihatinan itu, DPC SBSI Solidaritas bersama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Siantar-Simalungun akan menggelar peringatan Hari Buruh pada 1 Mei 2017 mendatang.

Adapun kegiatan yang dilakukan berupa aksi long march, refleksi, pelatihan, panggung demokrasi, teatrikal buruh dan pembacaan puisi.

“Aksi ini akan dilakukan bersama-sama antara SBSI Solidaritas, GMNI dan GMKI,” kata Ketua GMNI Siantar Simalungun, Faith Manalu seperti disiarkan hetanews hari ini.

Ketua GMKI Wahyu Nolim Siregar mengatakan, keberadaan pekerja di sektor  informal tampaknya belum berbeda dengan saat ditemukan ILO di awal tahun 70 an sebagai pekerja miskin, yang bekerja keras, namun tak dikenal, tak tercatat, tak terlindungi dan tak teregulasi pejabat publik.

Sedangkan pekerja di sektor formal, para pekerja kerab diperlakukan tidak manusiawi. Sebagai contoh, karyawan Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya (PDPHJ) dan guru/pegawai Non PNS. Mereka mendapatkan upah yang tidak layak. Untuk guru non PNS yang bekerja di bawah naungan Yayasan bersimbolkan agama juga melakukan penindasan.

“Betapa miris kita mendengar dan melihat langsung ada guru yang digaji hanya Rp 300-500 ribu setiap bulannya” ujar Wahyu. (het-editor3)

Related posts

Leave a Comment