Pos Pelayanan Bala Keselamatan Dibakar, 2 Pelayan Tewas, Nih Kata Pdt Damanik

posyan-Bala-Keselamatan

TOPMETRO.NEWS – Posyan Bala Keselamatan dibakar di Dusun Lewono, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng. Putri korban pembunuhan di Sulawesi Tengah (Sulteng) melihat ayah, ibu dan suaminya dibunuh oleh para pelaku.

Kronologi kejadian pembunuhan sadis sebagaimana disiarkan suryakepri.com yang dikutip dari akun Facebook Pdt Renaldy Damanik, Sabtu (28/11/2020), bahwa para pelaku menyandera lalu membunuhi para korban secara sadis.

Sekadar diketahui, Pdt Renaldy Damanik merupakan mantan Deklarator Malino untuk Perdamaian Poso.

Berikut kronologi pembakaran posyan (pos pelayanan) yang dipaparkan Pdt Renaldy Damanik:

Info yang kami terima, TKP adalah Pos PI Gereja Bala Keselamatan di Dusun Lewono Lemban Tongoa.

Sekitar pukul 10.00 Wita, menerima laporan dari Sdri Ulin, salah satu warga Dusun Lewono, Desa Lemban Tongoa, yang merupakan anak dari korban pembunuhan, bahwa telah terjadi penganiayaan dan pembunuhan terhadap ayahnya yang bernama bapak Yasa.

Saat itu sekitar pukul 09.00 Wita, Ulin bersama keluarganya, yaitu Bpk Yasa (ayah), sdri Nei (ibu) dan Sdr Pino (suami Ulin), berada di rumahnya yang terletak di pegunungan Kebun di Dusun Lewono.

Tiba-tiba mereka didatangi oleh beberapa orang tak dikenal (OTK).

Beberapa OTK menyandera keluarganya, menganiaya dan membunuh Bpk Yasa dan Sdr Pino. Ulin juga melihat ibunya, sdri Nei, sudah terluka.

Lalu Ulin lari untuk menyelamatkan diri hingga ke Desa Lemban Tongoa untuk menyampaikan kejadian itu.

Selain tiga orang itu, masih ada satu korban lainnya yang juga dibunuh OTK tersebut.

Kondisi korban tewas sangat mengenaskan. Dua korban dipenggal dan dibakar. Kepala salah satu korban dibuang di depan rumah.

Para pelaku juga membakar satu unit rumah yang selama ini dijadikan Pos Pelayanan (gereja cabang) Jemaat Bala Keselamatan (Salvation Army) dan 6 rumah warga.

Para pelaku melarikan diri tetapi meninggalkan jejak logistik berupa jagung dan talas.

Pdt Damanik Desak Aparat Tangkap Pelaku

Seperti diberitakan Metro Sulteng, Pendeta Renaldy Damanik mendesak aparat keamanan segera menangkap pelaku pembunuhan sadis itu.

“Kami menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga dan umat yang mengalami langsung pembantaian itu,” kata mantan Ketua Umum Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) itu melalui rilis yang dikirim ke sejumlah media, Sabtu (28/11/2020).

Pembantaian warga sipil tak berdosa ini diduga dilakoni kelompok sipil bersenjata, yang berkaitan dengan kelompok sipil bersenjata di wilayah Poso.

“Jika dugaan itu benar, maka saya menyimpulkan Satgas Tinombala belum berdaya untuk mengatasi kelompok ini. Bahkan terkesan, kelompok tersebut lebih menguasai medan dibandingkan Satgas Tinombala,” kata Pdt Damanik.

“Kami percaya bahwa masih banyak aparat TNI dan Polri yang tulus, profesional dan berkemampuan untuk menindak tuntas kelompok bersenjata tersebut, tapi mungkin kebijakan atasan yang bermasalah,” keluh dia.

Kata dia, kesabaran masyarakat yang teraniaya ada batasnya. Karena itu, dia mohon agar Satgas Tinombala bekerja lebih menggunakan hati nurani, berani dan profesional.

“Karena keamanan, kedamaian, kesejahteraan, hubungan harmonis antar umat beragama dan kesatuan bangsa harus menjadi yang utama,” tegasnya.

Operasi Tinombala di Sulteng masih tetap berlangsung sampai saat ini, dilakukan Densus 88/AT ditopang TNI.

Ruang gerak kelompok sipil bersenjata menjadi semakin sulit karena aparat Polri dan TNI telah melakukan pagar betis di wilayah itu.

Oleh karena itu, ketika terdesak, kelompok sipil bersenjata itu sering masuk ke desa-desa untuk mengambil paksa logistik, terutama bahan makanan.

BACA SELENGKAPNYA | 6 Anggota Paduan Suara Natal di India Ditangkap

Dari India dilaporkan sedikitnya 6 orang anggota paduan suara Natal ditangkap di negara bagian Madhya Pradesh, India, setelah seorang pria menuduh mereka mencoba mengajaknya menganut Kristen.

Negara bagian Madhya Pradesh, India, selama ini dikenal memiliki undang-undang anti-perpindahan agama yang paling ketat di India.

reporter | jeremitaran
sumber | SURYAKEPRI/Metro Sulteng

Related posts

Leave a Comment