Menguatkan UKM dan UMKM dengan Coaching dan Mentoring

Menguatkan UKM dan UMKM dengan Coaching dan Mentoring

Topmetro.news – Regulasi sistem kemitraan antara perusahaan besar dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, menurut para pengambil kebijakan akan berdampak positif. Dengan harapan UMKM cepat berkembang pesat dalam kancah persaingan global.

Menurut Pengamat Kebijakan Publik, Deddi Fasmadhy dari Kata Rakyat, para stakeholder dalam UKM dan UMKM harus bisa mengukur efektivitas sistem kemitraan yang akan dilakukan sisi mana saja yang dapat saling menguatkan. Bukan sekedar regulasi sistem kemitraan dalam Konstitusi Omnibus Law Cipta Kerja. “Tapi sudah dipersiapkan kemitraan antar lini. Seperti Coach bisnis, mentoring, Branding Produk, Permodalan dan penjualan produk dengan sistem kemitraan bersama reseller ataupun toko online,” jelas deddi.

Deddi Fasmadhy menambahkan walaupun perekonomian Indonesia kini diperkuat oleh UMKM sebesar 67%, patut diapresiasi regulasi konstitusi pada UU No.11 tahun 2020 mengenai Cipta kerja ini.Namun sebuah kebijakan tidak bisa berjalan sendiri. “implementasinya membutuhkan regulasi aplikatif seperti PP di kementerian terkait dengan UKM dan UMKM,” jelas deddi

Buat UKM dan UMKM Naik Kelas

Dijelaskan Deddi Fasmadhy, yang menjadi pekerjaan rumah saat ini adalah membuat UKM dan UMKM naik kelas dalam margin keuntungan tentunya dengan ukuran efektivitas penjualan produk.

“Pekerjaan rumah Pemerintah memikirkan bagaimana caranya membuat inovasi yang dapat menaikkan kelas UKM dan UMKM. Harus ada karakter UKM dan UMKM tidak bisa disejajarkan dengan perusahaan besar, karena para penggiat UKM dan UMKM ini adalah perseorangan , bisa juga paguyuban dalam produksi atau pun reseller,” tutur deddi

Mantan Seniman ini menilai UKM dan UMKM membutuhkan Coaching oleh seorang Coach. Sedangkan bagi penggiat UKM dan UMKM baru diperlukannya mentoring oleh mentor sepeti dalammembenahi pengolahan, manajemen, dan packaging, penjualan dan marketing Produk agar mereka percaya diri mampu bersaing di kelas yang lebih tinggi dalam penjualan online saat ini.

“Penjualan online ini yang masih menjadi masalah karena mereka tidak memahami menjual melalui e-commerce dan social Commerce. Bagaimana kedua lapak itu berbeda skema penjualan. Ketika kita bermain di e-commerce para penggiat UKM dan UMKM akan terlibas kalah bersaing dengan industri. Percuma para penggiat UKM dan UMKM berusaha bila negara tidak mampu melindungi mereka dalam persaingan skema e Commerce dan Social Commerce. Bahkan daerah tempat penggiat memproduksi produk tidak akan mendapat apa apa. Karena siklus uang keluar dan masuk satu pintu pada operator e Commerce,” ungkap deddi

Masalah

Menurut Deddi, masalah UKM dan UMKM di Tanah Air selama ini masih berkisar antara permodalan, kualitas, packaging. Serta manajemen yang masih dikelola dengan konvensional.  “Hal ini bisa diantisipasi dengan coaching para coach bisnis. Jangan kerja coaching seorang coach malah menjadi kerja kerja seorang mentor. Hal ini harus jadi perhatian stake holder dalam Mencoaching penggiat UKM dan UMKM,” terang Deddi

Deddi Fasmadhy menilai strategi kemitraan yang menjadi Langkah kebijakan Presiden Jokowi dengan regulasi UU No 11 tahun 2020 Cipta Kerja untuk  mendorong UKM dan UMKM agar bisa masuk dalam rantai produksi global, global value chain agar menjadi usaha yang lebih besar, harus dipersiapkan dan diukur efektivitas nya sematang mungkin.

“Karena e-commerce yang akan dihadapi penggiat UKM dan UMKM adalah industri, para pemain gajah. Jangan sampai semut semut mati dipijak gajah karena ketidak fahaman dan tidak diukur efektivitas nya dalam bisnis e Commerce. Kiranya para penggiat diperkenalkan dengan Social Commerce sebagai alternatif para penggiat UKM dan UMKM menjual produk nya secara online,” ungkap deddi

Deddi Fasmadhy mengapresiasi langkah permodalan yang dilakukan AFSI (Association Fintech Syariah Indonesia). Dengan prinsip kemitraan secara modal dengan skema bagi hasil antara produsen dengan reseller dan pemodalan yang disupport AFSI.

“Bila langkah kemitraan terus terukur efektivitas nya, lalu AFSI bisa menularkan kesuksesan UKM dan UMKM di Indonesia ke negara internasional. Seperti Pakistan, Bangladesh, Afrika  dan lain sebagainya. Ini langkah awal Indonesia kedepan akan menjadi negara yang merubah permainan bisnis dunia. Untuk mempengaruhi dunia menjadi lebih baik lagi dalam skema kebijakan perekonomian dunia,” jelas deddi.

 

Reporter | Deddi

 

Related posts

Leave a Comment