Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Triwulan I 2017 Melambat

TOPMETRO.NEWS – Di tengah perlambatan ekonomi yang cukup dalam, permintaan domestik masih cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan I 2017 tercatat hanya mencapai 4,50% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,2% (yoy). Capaian ini di bawah pertumbuhan nasional yang tercatat 5,01% (yoy) maupun triwulan I 2016 sebesar 4,7% (yoy).

Hal ini dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara Arief Budi Santoso dalam siaran persnya Jumat (5/5) siang, menurutnya, daya beli masyarakat masih baik terkait dengan perbaikan harga komoditas perkebunan mendorong membaiknya kinerja konsumsi.

Kondisi tersebut juga didukung oleh tekanan inflasi terkendali mampu menjaga optimisme konsumen sebagaimana tercermin pada Indeks Ekspektasi Konsumen cenderung meningkat. Impor yang meningkat juga mengindikasikan masih kuatnya permintaan masyarakat. Investasi juga relatif stabil, terindikasi pada peningkatan penanaman modal PMA/PMDN. Sejalan dengan itu, kinerja konsumsi pemerintah kembali pada polanya berkaitan dengan normalnya penyaluran kembali dana DAU/DAK.

Di sisi lain, tertekannya neraca perdagangan menahan laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Kondisi ini terutama didorong oleh penurunan kinerja ekspor. Stuasi pasar internasional masih belum kondusif tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) negara mitra dagang utama cenderung melandai, melimpahnya produksi CPO Malaysia, dan beberapa kebijakan mitra dagang protektif, diperkirakan menjadi faktor utama tertekannya kinerja ekspor. Kondisi ini mengakibatkan kinerja ekspor luar negeri dari sisi volume terkontraksi lebih dalam, meskipun secara nilai relatif membaik.

Dari sisi produksi, perlambatan perekonomian Sumatera Utara terutama didorong oleh penurunan kinerja kategori Pertanian dan kategori Perdagangan Besar dan Eceran. Kategori pertanian tumbuh melambat dari 2,6% (yoy) menjadi 2,01% (yoy). Tertekannya kinerja kategori pertanian disebabkan oleh pergeseran musim panen lebih merata ke triwulan I dan triwulan II. Pergeseran tersebut diperkirakan sebagai dampak dari lebih panjangnya musim kemarau pada tahun 2016.

Ke depan, optimisme perbaikan kinerja eksternal masih terbuka ditengah masih kuatnya permintaan domestik. Telah dilakukannya kerja sama dagang dengan Pakistan serta mulai terdiversifikasinya negara tujuan ekspor diperkirakan dapat menopang perbaikan kinerja perdagangan.

Prospek harga komoditas perkebunan ke depan masih cukup baik yang turut terkonfirmasi dari hasil liaison kepada beberapa pelaku usaha yang cenderung optimis terhadap kinerja perekonomian ke depannya. Hal tersebut ditopang oleh produksi tanaman perkebunan yang semakin meningkat. Koordinasi antara pemerintah dan pelaku usaha juga perlu terus dieratkan dalam mengatasi dan antisipasi kendala perdagangan komoditas.

Lebih lanjut, potensi perekonomian domestik masih cukup kuat dalam mendorong perekonomian terutama dari sisi konsumsi maupun investasi, yang terutama didorong oleh adanya pergeseran bulan Ramadhan, pencairan THR, gaji ke 13 dan 14. Begitu juga dengan iklim investasi yang semakin kondusif turut ditopang oleh realisasi belanja pemerintah semakin digencarkan. Dengan demikian, perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II 2017 diperkirakan masih berada di atas 5% (yoy),”ujarnya.(TMN/Rel/RB)

Related posts

Leave a Comment