topmetro.news – Pesawat buatan Indonesia ini semakin diminati, termasuk oleh negara luar. Pesawat itu adalah CN235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Bandung, yang memiliki beberapa varian.
Terakhir, Indonesia melakukan ekspor satu unit pesawat terbang CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) untuk Senegal Air Force. Ekspor pesawat udara ini dapat dukungan dari pembiayaan skema NIA dengan total keseluruhan sebesar Rp354 miliar.
Penandatanganan kontrak pengadaan sudah terjadi pada tanggal 8 Agustus 2017 dengan No. Kontrak PTD/0005/UT0000/08/2017 antara PTDI dengan AD Trade Belgium Company untuk ‘end user’ Senegal Air Force.
BACA | Banyak Beroperasi di Indonesia, Pesawat B737 Rawan Mati Mesin di Udara
Skema Pembiayaan
Pembiayaan sebagian modal kerja proyek ini berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank. Dengan skema, National Interest Account (NIA).
Penggunaan skema NIA dari LPEI/Indonesia Eximbank ini merupakan penugasan khusus dari Kementerian Keuangan RI. Bertujuan untuk penyediaan pembiayaan ekspor pesawat udara dengan penetrasi pasar Afrika dan Asia Selatan.
Pembiayaan ini juga mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial. Di antaranya penyerapan lebih dari 4.000 tenaga kerja, peningkatan daya saing ekspor Indonesia, serta perluasan negara tujuan ekspor Indonesia ke pasar non-tradisional.
“Ferry flight pesawat CN235-220 MPA ke Senegal hari ini merupakan lanjutan dukungan kami terhadap PTDI, setelah sebelumnya ekspor pesawat dengan jenis yang sama ke Nepal. Ekspor pesawat udara oleh PTDI didukung dengan pembiayaan skema NIA. Dengan total keseluruhan sebesar Rp354 miliar melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 512/KMK.08/2018. Kami berharap dukungan ini dapat meningkatkan daya saing ekspor. Khususnya di industri strategis,” kata Direktur Eksekutif LPEI/Indonesia Exim D James Rompas.
Pesawat CN235-220 MPA dengan Serial Number N69 tersebut telah melaksanakan ‘FlightAcceptance’. Dan Tim Senegal Air Force sebanyak 11 orang telah menuntaskan seluruh rangkaian pelaksanaan ‘flight training’ dan ‘customer training’ pada tanggal 10 Maret 2021. Ini merupakan pesawat ketiga yang dikirim dari PTDI yang dioperasikan oleh Senegal Air Force.
“Kami merasa bangga atas kepercayaan Pemerintah Senegal kepada PTDI selama ini. Kami berharap ke depannya dapat terus mempercayakan PTDI dalam memenuhi kebutuhan matra udaranya. Termasuk dengan pelayanan maintenance dari PTDI. Saat ini PTDI sedang menjajaki potensi pengadaan pesawat CN235 untuk Senegal Air Force. Dengan target dapat terlaksana perolehan kontraknya pada tahun 2022,” kata Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro.
Keunggulan CN235
Sebelumnya, PTDI telah mengirimkan pesawat CN235 pertama dengan konfigurasi Military Transport pada tahun 2011. Kemudian, pesawat kedua dengan konfigurasi Multi Purpose Aircraft (MPA) pada tahun 2016.
Pesawat udara CN235-220 MPA ini memiliki beberapa keunggulan. Yakni dapat lepas landas pada jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput. Mampu terbang selama delapan jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot. Juga ada winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.
Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft lengkap dengan Tactical Console (TACCO), 360o Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile). Juga Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal. Sehingga dapat memperoleh posisi objek yang mencurigakan.
Selain itu, ada juga Forward Looking Infra Red (FLIR). Ini untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target. Serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari.
PTDI telah memproduksi dan mengirimkan pesawat CN235 sebanyak 69 unit untuk customer dalam maupun luar negeri. Sementara saat ini ada total 286 unit populasi pesawat CN235 series di dunia. Di mana saat ini PTDI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat CN235.
sumber | CNBC Indonesia