RHS-ZW Diterpa Isu Negatif, Relawan RaSa-ZiWa Sebut Itu Fitnah

RHS-ZW

topmetro.news – Mencermati penggiringan isu-isu negatif yang mengarah terhadap pembusukan kepemimpinan RHS-ZW (Radiapoh Hasiholan Sinaga – H. Zonny Waldi), Relawan Radiapoh Sinaga-Zonny Waldi (RaSa-ZiWa) angkat bicara.

Saat musim kampanye terdahulu RaSa-ZiWa turut serta membantu meyakinkan masyarakat Simalungun, bahkan masyarakat Sumut tentang sosok Radiapoh Hasiholan Sinaga-Zonny Waldi yang mampu dan bisa mensejahterakan masyarakat Simalungun.

Pendiri Relawan RaSa-ZiWa, Edison Tamba menegaskan, merasa perlu bersikap terkait postingan beruntun di media sosial yang terus menyoroti RHS-ZW pasca dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Simalungun.

Teranyar, sepeken terakhir isu-isu negatif terus menyerang RHS-ZW dari segala sisi. Dikhawatirkan penyebaran postingan beruntun tersebut menjurus kepada pembusukan kepemimpinan RHS-ZW, yang notabene secara de facto dan de jure keduanya justru mendapat kepercayaan masyarakat Simalungun.

“Itu tak boleh dibiarkan. Memang benar kita ini negara demokratis yang bebas menyatakan pendapat secara lisan dan tulisan. Tapi kalau narasinya sudah sedemikian dibungkus dan menjurus kepada fitnah dan menghancurkan nama baik pemimpin yang justru terpercaya, maka ini harus dibantah atau bahkan disikapi secara hukum,” tegas Edison Tamba, Jumat (21/5/2021).

Edison Tamba yang akrab disapa Edoy ini mengurai isu-isu negatif yang kentara dimunculkan tersebut. Di antaranya tudingan bekas Tim Pemenangan atau Tim Sukses RHS-ZW menjelma menjadi Bupati Bayangan.

“Hei penyebar isu negatif, kalian harus pintar, masyarakat sekarang justru sudah lebih cerdas menilai. Partai pendukung atau Tim Pemenangan memang harus turut berperan mendorong perbaikan pemerintahan untuk kepentingan masyarakat. Bukan untuk kepentingan pribadi. Harapan-harapan yang disampaikan masyarakat untuk perubahan yang dahulu disampaikan dan ditampung lewat kampanye partai pendukung maupun TS harus dikawal dan direalisasikan ketika calon yang didukung sudah menang dan memimpin. Jadi jangan seenaknya sendiri menginterpretasikan bawah TS menjadi Bupati Bayangan, intervensi atau mencampuri urusan pemerintahan. Jangan karena kalah ‘junjungan kalian’ pada Pilkada lalu, kemudian ingin coba merusak, atau seolah balas dendam, itu tak baik dan tak bermanfaat untuk masyarakat Simalungun,” pungkasnya.

Selain itu, lanjut Edoy, memunculkan narasi keluhan ASN yang merasa diintervensi, dimonitor bahkan menyebut TS meminta-minta proyek dengan tulisan yang narasumbernya tak disebut secara jelas atau mengalibikan narasumber dirahasiakan.

“Kami juga memahami ilmu dan etika jurnalistik. Jangan kerjaan jurnalistik yang sifatnya mulia kemudian ingin dibelok-belokkan untuk menjadi tameng menghantam. Kalau memang benar, ungkap saja siapa ASN yang diintervensi, buktikan saja ada TS yang minta-minta proyek dan laporkan ke penegak hukum bila tindakan tersebut melanggar hukum. Ini kan yang kami cermati ada berita-berita dari media tertentu yang dicaplok kemudian disebar-sebar dibumbui lagi dengan narasi negatif. Tujuannya itu apa?,” tanyanya.

“Jadi hentikanlah isu-isu negatif yang sifatnya menyerang RHS-ZW. Saat ini RHS-ZW sudah mendapatkan amanah masyarakat Simalungun, dan kini baru saja bekerja untuk mewujudkan visi misinya mensejahterakan masyarakat Simalungun,” tambah Edoy lagi.

Ia turut meyakinkan masyarakat Simalungun, bahwa RHS-ZW bukanlah pemimpin anti kritik. Justru RHS-ZW membutuhkan kritikan konstruktif pada segala lini.

“Kritik sangat dibutuhkan bila tujuannya mendorong atau membangun. Jika melenceng dari tujuan dan program silahkan kritik, dan kami pun akan mengkritik bila menyalah dan menyeleweng. Tetapi bukan kesannya merusak citra, pembusukan atau merusak nama baik,” pungkasnya.

Sekadar mengingatkan saja. Pada pidato politik di akhir masa kampanye, Radiapoh Hasiholan Sinaga menegaskan keinginannya untuk benar-benar mewujudkan kesejahteraan masyarakat Simalungun.

Bahkan saat pidato pada 5 Desember 2020 itu, RHS sampai menitikkan air mata.

RHS menceritakan keinginan memperbaiki kehidupan keluarga membuatnya harus meninggalkan kampung halaman yang sangat dicintai pada usia yang masih muda.

Merantau ke kota-kota asing dan jauh membuat hatinya terbuka betapa luasnya dunia.

Sebagai putra daerah Simalungun kelahiran Tiga Runggu, Kecamatan Purba, RHS lahir, bermain, dan belajar di Simalungun. Ia bahkan masih ingat bagaimana rasanya ketika kaki-kaki kecilnya menginjak tanah becek Simalungun saat hujan.

Pengusaha sukses ini menyebut, lidahnya tak akan pernah lupa rasa makanan khas dan hasil bumi tanah Simalungun, serta air dari sumber mata air yang melimpah di Simalungun.

“Orangtua saya adalah petani dengan lahan yang tak seberapa besar. Maka untuk mendapatkan tambahan penghasilan, ayah saya membuka usaha tambal ban di kampung,” kata RHS.

Di atas mimbar itu, RHS mengaku sejak lulus SMT Pertanian Raya, ia memutuskan merantau demi mencari penghidupan yang lebih baik. Ia mengaku termotivasi untuk mewujudkan cita-cita besar saat merantau ke tanah Batam, Kepulauan Riau.

Hingga mendapat berkat kesuksesan, RHS mengaku ingin kembali ke kampung halaman.

“Saya melihat kehidupan petani saat ini masih seperti keluarga saya dulu. Saya masih bisa merasakan bagaimana pahitnya hidup dalam kekurangan seperti itu. Jiwa saya berontak, hati saya menangis. Bagaimana mungkin Simalungun yang sangat kaya, masih terpuruk seperti saat ini?,” ujar RHS dengan berlinang air mata.

Kata RHS, tanpa bermaksud mengukur kemampuan dirinya, Ia merasa terpanggil untuk berbagi atas nikmat Tuhan yang telah diterimanya.

Bersama Haji Zonny Waldi, keduanya mewakafkan diri untuk maju sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pemilukada Kabupaten Simalungun 2020.

Suami Ratnawati Boru Sidabutar itu berjanji akan benar-benar membangun Simalungun, bukan membangun dinasti kekuasaan.

Keduanya menjamin bahwa Simalungun bukan lapak sapi perahan demi menumpuk pundi-pundi pribadi.

“RHS-ZW datang ke Simalungun bukan sebagai bos, bukan sebagai tuan, melainkan datang ke Simalungun sebagai Bapak, sebagai Ayah bagi semua masyarakat Simalungun. Saya tidak akan hitung-hitungan. Saya wakafkan diri saya untuk masyarakat Simalungun,” pungkasnya.

Penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment