Mimpi Julaiha Bertemu Gubernur Edy Terwujud

Mimpi jadi kenyataan

topmetro.news – Mimpi jadi kenyataan. Itu lah yang dirasakan Julaiha tatkala bisa bertemu Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. Wanita berusia 19 tahun yang mengalami penyakit syaraf itu, diterima hangat Gubsu Edy dan keluarga di kediaman pribadinya, Jalan Karya Bakti, Kecamatan Medan Johor, Sabtu (24/7/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.

Julaiha mengaku sakit saraf ia derita sejak umur 6 tahun. Dan berharap ketemu orang nomor satu di Pemprov Sumut tersebut. Julaiha sudah mengidolakan mantan Pangkostrad dan Pangdam I Bukit Barisan itu, sejak zaman pencalonan gubernur pada 2018 lalu.

Wanita asal Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ini, bahkan sampai menangis-menangis ingin bertemu dengan Gubsu Edy. Hal itu diketahui tatkala anak kedua dari empat bersaudara ini pernah diwawancarai seorang wartawan media online, setelah menulis ‘surat cinta’ kepada suami Nawal Lubis tersebut. Melalui ibundanya, Susianti, Julaiha kerap menyampaikan keinginan kuatnya bertemu Sang Gubernur.

Informasi yang diperoleh wartawan, dalam pertemuan tersebut, Gubsu Edy juga siap membantu penyembuhan anak dari Pasangan Susianti dan Iyus Efendi tersebut. Edy diketahui langsung menghubungi Direktur Rumah Sakit Haji Medan Rehulina Ginting. Gubsu meminta agar Julaiha dapat penanganan dengan baik. Sehingga kondisinya dapat normal layaknya anak seusianya.

Jadwal RS Haji

Direktur RS Haji Medan dr Rehulina Ginting melalui Wakil Direktur Administrasi dan Umum Redisman, mengamini informasi tersebut. Kata Redisman, pihaknya sudah menjadwal pelayanan terhadap Julaiha pada Senin (26/7/2021).

“Kami telah diskusi dengan direktur untuk dijadwalkan Hari Senin besok. Langsung dibawa ke RS Haji untuk dikonsultasikan dengan dokter syarafnya,” katanya saat dikonfirmasi, Sabtu siang.

Pihaknya siap memberikan pelayanan terbaik kepada Julaiha. “Tentu kami akan melayani dengan baik. Dan tidak boleh ada jika masyarakat Sumut sakit dan berobat di RS Haji Medan, tidak dilayani dengan baik. Prinsipnya kami akan melayaninya dulu,” katanya.

Paling terpenting Julaiha diperiksa awal dulu oleh dokter syaraf. Hal itu guna memudahkan penanganan medis selanjutnya.

“Senin akan kita konsultasikan dulu ke dokter syaraf atau neurologis. Hasil pemeriksanannya nanti, apakah bisa lanjut perawatan di RS Haji, atau perlu dokter konsultan. Karena kita di RS Haji ini tidak memiliki dokter konsultan. Artinya kami hanya punya dokter syaraf secara umum. Bahkan jika butuh penanganan lex specialist, kita nanti akan berkoordinasi dengan RSUP H Adam Malik atau RS USU. Alternatifnya begitu,” terang Redisman.

Memang terkadang, akunya, penanganan terhadap pasien tertentu di luar kemampuan RS Haji. Sebab ada dokter-dokter tertentu di mana RS Haji Medan belum punya.

“Seperti misalnya dokter untuk kanker, belum ada. Jika ada pasien yang memerlukan penanganan tersebut, kami akan rujuk ke Adam Malik. Yang pasti kami akan layani dulu. Adakalanya tidak kami rujuk. Seperti sebelumnya ada pasien yang dikirim Pak Gubernur kepada kami yakni anak asal Kabupaten Mandailing Natal. Kami tangani dan konsultasikan dengan dokter dari Adam Malik dan RS USU. Kami buatkan timnya dan ditangani di RS Haji,” ujarnya.

Namun sayangnya pihak keluarga atau orangtua si anak, minta pulang. Ibu dari anak itu sudah tidak mau lagi anaknya dilakukan tindakan. Seperti pengambilan darah dan sebagainya. Sehingga dokter tidak bisa bekerja untuk pemeriksaan awal.

“Jadi keluarganya yang tidak kooperatif. Bahkan kita sampai buat surat pernyataan, bahwa itu atas kehendak mereka sendiri. Lalu kami juga terangkan, risiko-risiko dan lainnya,” pungkasnya.

penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment