topmetro.news – Sejak berdiri tahun 2018 lalu Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aceh Singkil di bawah komando Yarwin Adi Dharma dkk, telah mendapatkan kucuran dana Rp500 juta. Serta mendapat aset berupa kebun sawit seluas 80 hektar.
Dari kucuran dana Rp500 juta tersebut pihak Manajemen Perumda mengalokasikannya untuk membuka usaha barbershop (usaha pangkas rambut).
Sedangkan lahan 80 hektar yang dikelola Perumda yang berada di Kecamatan Singkohor sudah dikelola sejak Juni 2020 yang lalu.
Kepala BPKK melalui Kabid Pendapatan Iskandar mengatakan bahwa dari dana Rp500 itu, Perumda belum ada menyetorkan PAD.
“Kalau dari kucuran dana Rp500 juta itu pihak Perumda tidak ada menyetorkan PAD hingga hari ini. Namun dari lahan yang mereka kelola seluas 80 hektar itu saja yang mereka setor setiap bulannya sebesar Rp7,5 juta,” ucap Iskandar, Kamis (23/9/2021).
Lanjutnya, Perumda Aceh Singkil sudah mengelola lahan sawit sejak Juni 2020. Dan hingga kini mereka sudah menyetor sebanyak Rp93.500.000.
“Intinya, dari dana yang diterima oleh Perumda yang Rp500 juta tidak pernah menyetor ke daerah. Dan saya tidak tahu alasannya,” ujarnya.
Klarifikasi Perumda
Reporter topmetro.news mencoba mengkonfirmasi Direktur Perumda Aceh Singkil Yarwin Adi Dharma via WhatsApp mengenai tidak adanya setoran pajak pendapatan ke daerah dari dana yang mereka terima sebesar Rp500 juta.
Kemudian jawaban datang dari salah seorang pengurus bernama Wardi. Ia membantah kalau Perumda Aceh Singkil tidak pernah menyetor PAD.
Ia pun mengarahkan reporter untuk menanyakan langsung ke Badan Keuangan Aceh Singkil.
“Siapa bilang kita nggak ada menyetor PAD. Coba cek ke Bagian Aset Kantor Badan Keuangan Aceh Singkil, sudah berapa ratus juta PAD yang sudah Perumda masukkan untuk pemda,” jelasnya via WA.
Ia kemudian menyampaikan, bahwa Aceh Singkil adalah daerah yang penuh dengan kekayaan. Namun tidak semuanya dalam pengelolaan yang baik agar ada pemasukan PAD.
“Mengenai perkebunan saja, cukup banyak, Tapi tidak dapat dimasuki oleh Perumda. Karena tidak ada dukungan dari pemda. Coba bayangkan. Masa mereka masuk ke wilayah kita. Mereka tidak dapat memberikan kontribusi yang jelas untuk masyarakat kita,” ungkap Wardi.
reporter | Rusid Hidayat Berutu
