Isu Penjualan Bandara Kualanamu, Gubsu Edy: Kita Terlalu Pandai ‘Ulok’

isu penjualan aset Bandara Internasional Kualanamu

topmetro.news – Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyebutkan istilah ‘ulok’ terkait kemunculan isu penjualan aset Bandara Internasional Kualanamu ke perusahaan bonafit asal India.

Hal itu ia sampaikan usai mengikuti kegiatan ‘funbike’ dalam rangka Hari Bakti ke-76 Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kantor Dinas BMBK Sumut, Minggu (28/11/2021), Jalan Sakti Lubis Medan,

Ketika itu Gubsu Edy memanggil Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris. Kemudian, Edy pun minta Haris menjelaskan isu penjualan tersebut kepada peserta yang hadir.

“Saya minta semua dengarkan omongan Beliau. Ramai katanya (Bandara) Kualanamu dijual sama India. Saya pun tak tau. Jadi langsung saja ke sumber yang utama,” katanya.

Edy meminta, setelah ini jangan lagi ada berkembang isu tersebut. Sehingga rakyat hilang kepercayaan dengan pemimpinnya.

Mendapat perintah itu, Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris menjelaskan, bahwa kemitraan strategis pengeolaan Bandara Kualanamu lebih kepada kemitraan strategis. Yakni kerjasama, bukan penjualan aset.

Pihaknya ke depan punya keinginan, bagaimana menjadikan Bandara Kualanamu menjadi HUB Internasional. “Makanya kita membutuhkan kerjasama dengan GMR Airport. Yang nanti bisa membawa traffic ke Bandara Kualanamu, khususnya penerbangan internasional,” katanya.

GMR akan masuk ke dalam kepemilikan saham PT Angkasa Pura Aviasi dengan saham 49 persen. “Jadi bukan Bandara Kualanamu, Bandara Kualanamu merupakan aset PT Angkasa Pura II,” katanya.

Aset Kekayaan Negara

Menurutnya, aset tersebut merupakan kekayaan negara yang sudah dalam pengelolaan PT Angkasa Pura II. “Jadi bukan PT Angkasa Pura II-nya melepas saham. Tapi anak PT Angkasa Pura II-nya (PT Angkasa Pura Aviasi),” pungkasnya.

Dari sisi ini, Haris menegaskan, bahwa tidak ada aset yang berpindah ke GMR. Namun di media seolah-olah Bandara Kualanamu yang terjual. “Saya bisa tegaskan dan jamin bahwa tidak ada aset yang berpindah. Semua masih aset Milik PT AP II,” ungkapnya.

Kemudian PT AP II masih memperoleh pendapatan dari deviden. Inilah menjadi tujuan utama pihaknya. Karena sekarang kalau dilihat total dari bandara di Indonesia, marketnya masih kepada domestik.

“Jadi sekarang bagaimana itu mentransfer bandara internasional dan domestiknya. Kami harap Bapak-bapak semua untuk bisa meluruskan pemberitaan di media. Bahwa tidak ada penjualan aset,” pungkas Haris.

Setelah mendengar penjelasan ini, Gubsu Edy kembali berharap jangan ada lagi ribut-ribut mengenai isu penjualan Bandara Kualanamu. Edy pun sempat menyebut istilah ‘ulok’. ‘Ulok’ dalam makna bahasa di Medan, dapat berarti sebagai membesar-besarkan cerita dan cenderung bohong.

“Counter itu isu. Tangkis. Kita kan terlalu pandai ‘ulok’. Dia lupa kalau kita ‘raja ulok’,” pungkas mantan Pangkostrad.

penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment