TOPMETRO.NEWS – Sekretariat Daerah Pemko Siantar tahun 2016 lalu menghabiskan uang rakyat untuk makan minum sebesar Rp1.266.927.000,00 dari total anggaran sebesar Rp1.285.500.000,00.
Sementara per bulan, sedikitnya Rp100 juta dikeluarkan dana hanya untuk keperluan makan minum.
Setidaknya data ini dilaporkan Plh Walikota Siantar Hefriansyah dalam dokumen LPKJ TA 2016.
Meski tidak dilaporkan rinci, dana sebanyak Rp1.266.927.000,00 itu dinilai bentuk penghambur-hamburan uang rakyat.
”Untuk setingkat Kota Siantar, itu terlalu besar dan rawan mark up,” kata Lundu Pardosi, Koordinator Siantar-Simalungun Budgeting Centre sebagaimana diberitakan SiantarNews hari ini.
Menurut Lundu, dalam hal belanja, Pemko Siantar khususnya Sekretariat Daerah tergolong konsumtif dan mengabaikan azas pengelolaan keuangan daerah yaitu efektif, efesien, transparan dan akuntabel.
Adanya dugaan mark up anggaran, sambung dia, sudah tidak menjadi rahasia umum lagi sebagian besar pemerintah daerah mensiasatinya lewat kwitansi kosong dengan pihak penyedia barang.
”Modusnya pakai kwitansi kosong yang sudah distempel, atau meminta pihak penyedia barang menuliskan jumlah dana meski barang yang disediakan tidak sesuai jumlah atau pun jenis atau menunya,” bebernya.(sia-00)
