Telan 12 Korban Jiwa, LSM LIRA dan DPR RI Kutuk Tragedi Longsor di eks PETI

Musibah tanah longsor, Kamis (28/4/2022)) sore, yang menimpa 12 ibu rumah tangga (IRT) di lokasi eks tambang emas ilegal di Kecamatan Lingga Bayu, jadi sorotan banyak pihak.

topmetro.news – Musibah tanah longsor, Kamis (28/4/2022)) sore, yang menimpa 12 ibu rumah tangga (IRT) di lokasi eks tambang emas ilegal di Kecamatan Lingga Bayu, jadi sorotan banyak pihak.

Di antaranya, Bupati LSM LIRA Madina Ali Musa Nasution melalui Wakil Sekertaris LSM LIRA Madina M Syawaluddin, yang menuturkan, bahwa apa yang selama ini jadi kekhawatiran, akhirnya terjadi.

“Jelang Lebaran, saat itu pula mereka membutuhkan dana untuk menjalankan Lebaran. Ini sangat riskan memang. Pihak Polres Madina harus gerak cepat untuk menutup semua tambang-tambang emas ilegal di Madina. Ini sudah ancaman yang baru,” jelas M Syawaluddin.

Ia juga berharap, selain pihak aparat penegak hukum (APH), Pemkab Madina juga harus proaktif kepada masyarakat. Tujuannya untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahaya lokasi tambang emas ilegal.

“Ada undang-undang minerba yang bisa dikenakan terhadap pemilik tambang emas ilegal. Ini sudah seperti pembunuhan terencana. Habis hasilnya digali, lokasinya dibiarkan begitu saja. Tanpa diperbaiki seperti keadaan semula,” tutunya.

Copot Menteri

Sementara itu, anggota Komisi III DPR RI, Hinca Panjaitan, sangat berduka dengan kejadian ini. Ia melihat kejadian ini adalah proses pembiaran dari lemahnya penegakan regulasi di tingkat desa dan kabupaten di Sumatera Utara.

Menurut Hinca, kejadian ini seharusnya tidak perlu terjadi, jika sejak lama, pihak Kementrian Energi, Sumber Daya Mineral bersikap tegas.

“Saya sungguh terkejut mendengar tragedi ini. Saya berduka yang sedalam-dalamnya untuk para keluarga korban. Apalagi mereka (korban-red) adalah ibu-ibu. Emak kita. Ini harus menjadi perhatian dari Presiden Jokowi. Jika perlu, copot menterinya. Harus berapa banyak korban yang jatuh agar segala yang ilegal di Indonesia ini diberhentikan,” tegasnya kepada wartawan, Jumat (29/4/2022) via seluler.

Politisi Partai Demokrat itu juga berharap, kejadian ini jadi pelajaran bagi APH. Sebab menurutnya, APH juga harus benar-benar kerja ekstra keras dalam mencari siapa pemilik bekas tambang yang longsor tersebut.

“APH harus cari siapa pemilik tambang yang longsor itu. Hukum seberat-beratnya. Jangan hanya tangkap, lirik, terus adem ayem. Ini harus sampai dicari dalang-dalangnya, bahkan pengepul emas-emas itu juga harus dicari siapa. Ini termasuk dalam mafia yang terstruktur,” tegasnya.

Lalu mantan sekjen partai berlambang mercy itu juga meminta Kapolda dan Gubernur Sumatera Utara untuk segera menindaklanjuti tragedi ini. Hinca menilai, tragedi yang menewaskan 12 emak-emak itu, sudah menjadi tragedi kemanusiaan yang sangat menyedihkan. Baik bagi masyarakat di Sumatera Utara (Sumut), maupun Indonesia secara umum.

Ada pun para nama-nama ke 12 korban meninggal yang tertimpa longsor adalah Nelli Sipahutar, Kana, dan Nurhayati (Desa Simpang Bajole).

Kemudian dari Desa Bandar Limabung adalah: Lesma Suryani Rambe, Nurlina Hasibuan, Sarifah Nasution, Amna Pulungan, Nur Aini Fane, Nur Jaya Sari Pulungan, Nur Afni Lubis, Nur Lina Batubara , dan Irma Panel.

Sementara korban selamat berasal dari Desa Bandar Limabung. Yaitu, Safridah Lubis dan Nirwausah Lubis.

reporter | Jeffry Barata Lubis

Related posts

Leave a Comment